Pertama di Dunia, Inggris Menyetujui Vaksin Pfizer-BioNTech untuk Digunakan

- 2 Desember 2020, 21:29 WIB
Pfizer dan BioNTech Ajukan Izin Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19.
Pfizer dan BioNTech Ajukan Izin Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19. /pixabay.com/fotoblend

CerdikIndonesia - Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech untuk digunakan dan mengatakan bahwa vaksin itu akan diluncurkan mulai minggu depan pada hari Rabu, 2 Desember 2020.

Baca Juga: Pasca Kematian Ilmuan ‘Nuklir’ Mohsen Fakhrizadeh, Hubungan Iran dan Israel kembali Memanas

"Pemerintah hari ini telah menerima rekomendasi dari Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) independen untuk menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk digunakan," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan dikutip CerdikIndonesia dari Aljazeera.

Vaksin akan tersedia di seluruh Inggris mulai minggu depan," kata pernyataan itu.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan program itu akan dimulai awal minggu depan.

"Ini kabar yang sangat bagus," kata Hancock.

Baca Juga: Gantikan Luhut, Jokowi Tunjuk Mentan Yasin Limpo Sebagai Menteri KKP ad interim

Komite vaksin Inggris akan memutuskan kelompok prioritas mana yang akan mendapatkan suntikan pertama seperti penghuni panti jompo, staf kesehatan dan perawatan, orang tua dan orang yang secara klinis sangat rentan.

Pfizer yang berbasis di AS dan mitranya di Jerman, BioNTech, dan perusahaan biotek AS Moderna, telah melaporkan temuan awal tentang efektivitas lebih dari 90 persen - tingkat yang sangat tinggi - dalam uji coba vaksin mereka, yang keduanya didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA) baru .

Pfizer dan BioNTech telah diuji pada puluhan ribu orang. Meski penelitian itu belum selesai, hasil awal menunjukkan bahwa vaksin tersebut 95 persen efektif mencegah penyakit COVID-19 ringan hingga parah.

Baca Juga: Polisi Paksa Jemput Habib Rizieq di Petamburan

Perusahaan mengatakan kepada regulator bahwa dari 170 infeksi pertama yang terdeteksi pada relawan penelitian, hanya delapan di antara orang yang telah menerima vaksin sebenarnya dan sisanya mendapatkan suntikan tiruan.

"Ini adalah perlindungan yang sangat kuat," kata Dr Ugur Sahin, CEO BioNTech, baru-baru ini kepada The Associated Press.

Perusahaan juga melaporkan tidak ada efek samping yang serius, meskipun penerima vaksin mungkin mengalami rasa sakit sementara dan reaksi seperti flu segera setelah suntikan.***

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x