Drama Ferdy Sambo dan Kisah Abu Hanifah Jadi Korban Dijebak Skenario Keji Pelecehan Seksual

- 29 Agustus 2022, 23:36 WIB
Skenario Pelecehan Seksual Brigadir J Ditolak, Putri Candrawathi Susul Ferdy Sambo Jadi Tersangka
Skenario Pelecehan Seksual Brigadir J Ditolak, Putri Candrawathi Susul Ferdy Sambo Jadi Tersangka /

"Abu Hanifah, apakah halal hukumnya bagimu berduaan dengan perempuan lain yang bukan mahram?" selidik pihak berwajib kepadanya.

‘Datangkan ayah perempuan (bertutup muka) ini,’ Abu Hanifah mencoba berdiplomasi menghadapi pihak berwajib yang hendak menghukumnya.

Setelah ayah perempuan yang tidak lain adalah mertua Abu Hanifah sendiri datang di penjara, lalu ditanyakan kepada dirinya: "Siapa perempuan ini?" Mertua Abu Hanifah pun segera membuka penutup muka wanita itu, dan ternyata ia adalah anaknya sendiri.

Baca Juga: Ancaman Hukuman Mati Ferdy Sambo atas Kasus Pembunuhan Brigadir J: HAM vs Pandangan Fiqih Ulama NU

Lalu ia berujar: "Perempuan ini adalah anakku yang aku nikahkan kepada Imam Abu Hanifah ini." Nah, seketika hilanglah fitnah murahan orang-orang yang hasud terhadap Abu Hanifah, dan justru pengaruhnya semakin besar di hadapan masyarakat.

Melewati jebakan skenario keji pelecehan seksual ini Abu Hanifah mendendangkan syair:

إِنْ يَحْسَدُونِي فَإِنِّي غَيْرُ لاَئِمِهِمْ * قَبْلِي مِنَ النَّاسِ أهْل الْفَضْلِ قَدْ حُسِدُوا فَدَامَ لِي ولهُمْ مَا بِي وَمَا بِهِمُ * ومات أكثرنا غيظاً بما يجد

Artinya, "Jika mereka hasud atau iri dan dengki kepadaku, mana bukan orang yang mencela mereka; sebelum peristiwa ini sudah ada manusia-manusia yang sebenarnya mulia tapi mereka hasud terhadap orang lain. Maka tetap abadi bagiku pahala untukku dan abadi bagi mereka dosa untuk mereka; dan kebanyakan kita mati dalam kondisi menyesali balasan atas dosa yang ditemukan atau dilakukannya."

Kisah selengkapnya dapat disimak dalam kitab al-Jawahir al-Lu'lu'iyah karya Syekh Muhammad al-Jurdani. (Muhammad bin Abdillah al-Jurdani ad-Dimyathi, al-Jawahir al-Lu'lu'iyah Syarhul Arba'in an-Nawawiyah, [Manshurah, Maktabah al-Iman], halaman 300).

Nah, demikian pelajaran berharga dari Abu Hanifah saat menghadapi hasud dan kendengkian orang lain. Tenang dan bersikap seperti biasa saja. Tetap mensyukuri nikmat Allah yang telah dianugerahkan. Wallahu’alam.***

Halaman:

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x