Efek Buruk Begadang: Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Demensia dan Berdampak pada Kehilangan Kemampuan Berfikir

25 Agustus 2022, 07:35 WIB
Efek Buruk Begadang: Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Demensia dan Berdampak pada Kemampuan Mengingat /Nida/Pixabay.com/

CERDIK INDONESIA - Terlalu sering begadang akan membuat sesorang kurang tidur. Jika dilakukan hanya sesekali saja mungkin tidak masalah. Namun, apabila dilakukan terlalu sering, itu akan ada banyak sekali dampak untuk kesehatan yang bisa saja terjadi dan itu bahaya.

Kurang tidur adalah salah satu dari banyaknya bahaya begadang yang berdampak pada kemampuan kognitif, tampilan wajah, kehidupan seksual, berah badan hingga yang lainnya.

Selain itu, beberapa penelitian juga menyimpulkan bahwa waktu tidur yang kurang memengaruhi kesuburan pada laki-laki dan perempuan. Keseringan begadang itu bisa memengaruhi fungsi hormon yang berkaitan dengan kesuburan.

Begadang itu sendiri hukumnya makruh apabila dilakukan untuk hal yang mubah.

Terlebas dari hal tersebut, begadang mengerjakan deadline atau susah tidur karena insomia, tidak hanya membuat kantuk semata. Ternyata, efek buruk begadang bisa menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun.

Baca Juga: Ciri Dasar Aplikasi berbasis Judi Online: Transaksinya Tidak Mengikut Aturan yang Dibenarkan oleh Syara

Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr.Citra Fitri Agustina mengatakan bahwa otak disebut sebagai salah satu bagian tubuh yang paling parah terdampak bahaya begadang

“Begadang membuat kita sulit berkonsentrasi, dan sulit menerima informasi. Penurunan kinerja otak, jadi salah satu efek buruk begadang,” kata dr Civi, sapaan akrabnya, pada Rabu, 24 Agustus 2022.

Kebiasaan begadang, lanjut dia, juga berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit untuk menyimpan informasi baru yang telah dipelajari ke dalam ingatan.

“Orang-orang yang terbiasa begadang cenderung pelupa, karena tubuh mengalami kelelahan sehingga suplai oksigen ke otak berkurang,” terang dr.Civi.

Dalam dunia medis, kata dia, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog atau telmi (telat mikir).

Otak pada pengidap kondisi ini akan kesulitan mengambil keputusan penting. “Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan karena, bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia,” ujar dr Civi.

Melansir dari New York Times, studi menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur di masa mudanya, kelak akan memiliki demensia (penurunan fungsi otak) saat usianya sudah mencapai 50 hingga 60 tahun.

Penelitian yang terbit di Jurnal Nature Communications tersebut meneliti 8000 orang di Inggris selama 25 tahun dimulai ketika usia mereka 50 tahun.

Hasilnya, orang yang tidur malam selama enam jam atau kurang berisiko lebih tinggi mengalami demensia daripada orang yang tidur malam teratur selama tujuh jam.

Baca Juga: Profil dan Biodata Irma Hutabarat: Aktivis yang Ikut Hadir di Acara Wisuda Mendampingi Ayah Brigadir J

Demensia adalah kondisi ketika seseorang penderitanya mengalami penurunan fungsi otak. Demensia dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan berpikir, mengendalikan emosi, pikun, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berikut ini efek begadang bagi kesehatan:

1. Gangguan Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat adalah jalan raya informasi tubuh. Tidur diperlukan untuk membuatnya berfungsi dengan baik, tetapi insomnia kronis dapat mengganggu bagaimana tubuh mengirimkan informasi.

Selama tidur, jalur terbentuk antara sel-sel saraf (neuron) di otak yang membantu Anda mengingat informasi baru yang telah dipelajari. Bahaya begadang membuat otak lelah, sehingga tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.

Selain itu, Anda juga mungkin lebih sulit berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru. Sinyal yang dikirimkan tubuh mungkin tertunda, mengurangi koordinasi, dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Akibat sering begadang juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan keadaan emosi.

Jika kurang tidur berlanjut cukup lama, Anda bisa mulai mengalami halusinasi dan memicu kegelisahan pada orang yang memiliki gangguan bipolar. Risiko psikologis lainnya termasuk: Perilaku impulsif. Depresi. Paranoia. Pikiran untuk bunuh diri. Bahkan, Anda juga mungkin mengalami microsleep.

Selama episode ini, Anda akan tertidur selama beberapa detik atau menit tanpa menyadarinya. Microsleep berada di luar kendali dan bisa sangat berbahaya jika Anda mengemudi.

2. Gangguan Sistem Kekebalan

Saat Anda tidur, sistem kekebalan tubuh menghasilkan zat-zat yang melindungi dan melawan infeksi seperti sitokin. Tubuh menggunakan zat-zat ini untuk melawan bakteri dan virus.

Sitokin juga membantu tidur dan memberi sistem kekebalan tubuh lebih banyak energi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.

Baca Juga: VIRAL! Momen saat Brigadir J Menyeterika Seragam Sekolah Milik Anak-anak Ferdy Sambo, Putri: Luar Biasa Luwes

Oleh karena itu, bahaya begadang adalah mencegah sistem kekebalan tubuh membangun kekuatannya.

Akibat sering begadang, membuat tubuh tidak mampu mencegah zat-zat asing dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

Kurang tidur jangka panjang juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

3. Gangguan Sistem Pernapasan

Hubungan antara tidur dan sistem pernapasan berjalan dua arah. Gangguan pernapasan malam hari yang disebut obstructive sleep apnea (OSA) dapat mengganggu dan menurunkan kualitas tidur.

Ketika Anda bangun sepanjang malam, bahaya begadang bagi kesehatan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi pernapasan seperti pilek dan flu. Kurang tidur juga dapat memperburuk penyakit pernapasan seperti penyakit paru-paru kronis.

4. Gangguan Sistem Pencernaan

Jika Anda makan terlalu banyak dan jarang berolahraga, kurang tidur adalah faktor risiko lain yang membuat Anda kelebihan berat badan.

Tidur memengaruhi kadar dua hormon yaitu leptin dan ghrelin yang mengendalikan perasaan lapar dan kenyang. Leptin memberi tahu otak bahwa Anda sudah cukup makan.

Tanpa tidur yang cukup, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan stimulan nafsu makan. Aliran hormon ini bisa menjelaskan kenapa seseorang mengonsumsi camilan atau makan berlebihan di malam hari.

Bahaya begadang juga mendorong tubuh untuk melepaskan kadar insulin yang lebih tinggi setelah Anda makan. Tingkat insulin yang lebih tinggi meningkatkan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

5. Gangguan Sistem Kardiovaskular

Tidur memengaruhi proses yang menjaga jantung dan pembuluh darah tetap sehat, termasuk gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan. Tidur juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah serta jantung.

Baca Juga: Fakta Menarik Film 'Mencuri Raden Saleh' yang Akan Tayang Besok, 25 Agustus 2022 di Bioskop Tanah Air!

Orang-orang yang tidak cukup tidur cenderung terkena penyakit kardiovaskular. Bahkan, akibat sering begadang dikaitkan dengan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

6. Gangguan Sistem Endokrin

Perlu diketahui bahwa produksi hormon juga dipengaruhi oleh waktu tidur. Produksi testosteron memerlukan setidaknya tiga jam tanpa gangguan, yaitu disaat rapid eye movement (REM).

Selain itu, begadang dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja. Hormon ini membantu membangun massa otot dan memperbaiki sel serta jaringan.

Kelenjar hipofisis melepaskan hormon pertumbuhan secara terus menerus. Waktu tidur yang cukup dan olahraga membantu mendorong pelepasan hormon ini.

7. Menurunkan Konsentrasi

Tidur memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Jika Anda memiliki kebiasaan begadang, maka hal ini akan mengganggu proses kognitif ini dengan banyak cara.

Pertama, bahaya begadang mengganggu tingkat kewaspadaan, penalaran, dan pemecahan masalah.

Kedua, malam hari adalah waktu untuk ‘mengonsolidasikan’ ingatan dalam pikiran. Akibat sering begadang, Anda tidak bisa mengingat apa yang dipelajari dan dialami di siang hari.

8. Kemampuan Seksual Menurun

Seseorang yang memiliki gangguan tidur dilaporkan memiliki libido yang lebih rendah dan menurunnya minat pada seks.

Energi yang terkuras, kantuk, dan meningkatnya ketegangan mungkin merupakan penyebab utama. Sementara sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mengungkapkan, banyak pria dengan sleep apnea juga memiliki kadar testosteron yang rendah.

9. Menimbulkan Depresi

Seiring waktu, gangguan tidur dapat berkontribusi pada gejala depresi. Dalam sebuah jajak pendapat, orang-orang yang didiagnosis menderita depresi atau kecemasan, tidurnya kurang dari enam jam di malam hari.

Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia. Kurang tidur sering memperburuk gejala depresi dan depresi dapat membuat Anda lebih sulit untuk tertidur.

Dalam sebuah penelitian, partisipan yang hanya tidur 4,5 jam per malam melaporkan merasa lebih stres dan cepat marah. Sedangkan studi lain menunjukkan, partisipan yang hanya tidur 4,5 jam per malam mengalami penurunan tingkat optimisme dan kemampuan bersosialisasi.

Semua gejala membaik secara dramatis ketika partisipan kembali ke jadwal tidur normal.

Baca Juga: Doa Ketika Susah Tidur : Bacakan Ini Agar Kita Tidak Terganggu oleh Banyak Hal

10. Membuat Kulit Tampak Lebih Tua

Kulit pucat dan mata bengkak adalah ciri utama dari seseorang yang banyak melewatkan waktu tidur.

Sementara kurang tidur kronis dapat menyebabkan kulit loyo, garis-garis halus, dan lingkaran hitam di bawah mata. Ketika Anda tidak cukup tidur, tubuh akan melepaskan lebih banyak hormon stres kortisol.

Dalam jumlah berlebih, kortisol dapat memecah kolagen kulit, protein yang menjaga kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga menyebabkan tubuh melepaskan terlalu sedikit hormon pertumbuhan.

Seiring bertambahnya usia, hormon ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.

11. Meningkatkan Berat Badan

Bahaya begadang berikutnya yang harus Anda waspadai adalah bisa meningkatkan berat badan. Hal ini tampaknya terkait dengan meningkatnya rasa lapar dan nafsu makan.

Menurut sebuah studi, seseorang yang tidur kurang dari 6 jam sehari hampir 30 persen lebih mungkin menjadi gemuk daripada mereka yang tidur 7 hingga 9 jam. Perlu diketahui, hormon leptin dan hormon ghrelin adalah hormon yang bertanggung jawab dalam mengatur nafsu makan.

Ghrelin menstimulasi rasa lapar dan leptin memberi sinyal rasa kenyang pada otak serta menekan nafsu makan. Waktu tidur yang singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan ghrelin.

Baca Juga: Ancaman Hukuman Mati Ferdy Sambo atas Kasus Pembunuhan Brigadir J: HAM vs Pandangan Fiqih Ulama NU

12. Menjadi Tidak Bijaksana

Efek begadang yang terakhir adalah bisa memengaruhi interpretasi terhadap suatu peristiwa. Seseorang yang kurang tidur cenderung menilai situasi secara tidak akurat dan tidak bijak.

Jika pekerjaan Anda membutuhkan penilaian yang akurat, hal ini bisa menjadi masalah besar. Itulah bahaya begadang bagi kesehatan yang harus diwaspadai. Istirahat yang cukup berupa tidur nyenyak dan berkualitas sangat penting agar keseimbangan tubuh terjaga dan tubuh tetap fit!***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: doktersehat.com

Tags

Terkini

Terpopuler