Waspada! China Lagi-Lagi Laporkan Kasus Pertama Flu Burung H10N3 Pada Manusia, H10N3 Bukan Virus Biasa

- 2 Juni 2021, 17:42 WIB
ilustrasi, virus flu burung H10N3 pertama kali terdeteksi pada manusia di China akhir Mei 2021. Flu burung diyakini ditularkan dari unggas liar
ilustrasi, virus flu burung H10N3 pertama kali terdeteksi pada manusia di China akhir Mei 2021. Flu burung diyakini ditularkan dari unggas liar /Bagus Kurniawan/Raphael Rychetsky/Unsplash



CERDIKINDONESIA- Pemerintah China pada Selasa mengumumkan infeksi manusia pertama yang diketahui dengan jenis flu burung H10N3, seperti dilansir pada laman ibtimes.co.uk

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), pihak berwenang mengungkapkan bahwa seorang pria berusia 41 tahun dari kota Zhenjiang, Jiangsu, dirawat di rumah sakit pada 28 April setelah mengalami gejala demam. Dia kemudian didiagnosis dengan H10N3 pada 28 Mei.

Baca Juga: Disaat Mudik Dilarang, 85 WN China Bebas Masuk ke Indonesia Gunakan Pesawat Sewaan

Petugas NHC telah melakukan investigasi terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien dan tidak menemukan kasus lain.

HNC juga menekankan bahwa H10N3 bukan virus biasa, melainkan patogen rendah, yang berarti tidak mungkin menyebabkan wabah yang signifikan pada unggas dan tidak ada indikasi bahwa itu dapat menyebar dengan mudah pada manusia.

"Para ahli berpikir analisis genom virus menunjukkan bahwa strain H10N3 berasal dari hewan dan belum beradaptasi untuk menginfeksi manusia secara efektif," bunyi pernyataan NHC.

Baca Juga: Rekomendasi Drama China Tentang 'Medichal&Millitary'

Kemdian HNC juga memberikan penjelasan Infeksi ini adalah penularan lintas spesies yang tidak disengaja dari hewan ke manusia. Risiko penularan skala besar sangat rendah.

Hanya ada 160 kasus virus yang dilaporkan dalam 40 tahun terakhir hingga 2018. Kasus-kasus ini sebagian besar ditemukan pada burung liar atau unggas air yang ditemukan di Asia dan beberapa bagian Amerika Utara. Virus tersebut belum terdeteksi pada ayam. tutur Filip Claes sebagai koordinator laboratorium regional dari Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas Organisasi Pangan dan Pertanian untuk Asia dan Pasifik.

Baca Juga: Vaksin Sinovac Diakui Lemah, Pemerintah China Perkuat Dosis

Dari Oktober 2016 hingga September 2017, WHO melaporkan lebih dari 760 infeksi terhadap manusia dari jenis flu burung H7N9 selama epidemi kelimanya, menjadikannya epidemi H7N9 terbesar hingga saat ini. Secara total, WHO melaporkan 1.565 kasus infeksi manusia dengan H7N6 sejak 2013 dengan 39% orang meninggal karena didiagnosa virus tersebut.

Varietas flu burung biasa terjadi di China, sehingga berwenang telah meningkatkan pengawasan terhadap virus tersebut. Namun tidak seperti strain H7N9, tidak ada bukti bahwa H10N3 dapat menyebar di antara manusia.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x