PT Garuda Indonesia Krisis, Erick Thohir Pertahankan 3600 Karyawan Walaupun Garuda Menawarkan Pensiun Dini

- 2 Juni 2021, 16:14 WIB
Menteri BUMN Erick Tohir mengakui kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang mengalami krisis keuangan serius dengan beban utang sampai Rp70 triliun/Twitter/@IndonesiaGaruda
Menteri BUMN Erick Tohir mengakui kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang mengalami krisis keuangan serius dengan beban utang sampai Rp70 triliun/Twitter/@IndonesiaGaruda /

CERDIKINDONESIA- Demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang PT Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini untuk para karyawannya hingga 19 Juni 2021.

Menteri BUMN Erick Thohir akan mempertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia agar tetap berada di perusahaan tersebut.
 
Baca Juga: PT Garuda Indonesia Bangkrut? Sampai Anggota Dewan Komisaris Minta Gajinya Dihentikan

"Dari hasil laporan yang saya dapatkan bahwa kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," kata Menteri BUMN Erick Thohir, seperti dilansir dari laman antaranews.com Rabu, 2 Juni 2021.

Dia menuturkan jika pandemi Covid-19 telah memukul mundur industri penerbangan di seluruh dunia. Bahkan, dia juga menyebutkan jika ada maskapai Asing yang lebih parah ketimbang Garuda Indonesia.

Menurutnya, pemerintah saat ini perlu mencari cara agar perusahaan pelat merah itu bisa bertahan menghadapi tekanan kondisi keuangan yang minus.
 
Baca Juga: Gagal Mendarat, Lion Air dan Garuda Landing di Bandara Terpisah

Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia akan berfokus kepada bisnis penerbangan domestik dalam negeri dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.

Aksi yang dilakukan pemerintah ini merupakan upaya untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari masalah finansial akibat utang dan kerugian yang dialami perseroan.

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.
 

Pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional menyebabkan tumpukan utang, sehingga perusahaan memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun.

Berdasarkan pendapatan Mei 2021 Garuda Indonesia hanya memperoleh sekitar 56 juta dolar AS dan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat 56 juta dolar AS, perawatan pesawat 20 juta dolar AS, bahan bakar avtur 20 juta dolar AS, dan gaji pegawai 20 juta dolar AS.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x