Vaksin Sinovac Diakui Lemah, Pemerintah China Perkuat Dosis

- 12 April 2021, 11:18 WIB
Vaksin Sinovac Biofarma.
Vaksin Sinovac Biofarma. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

CERDIK INDONESIA - Hingga saat ini, pandemi Covid 19 masih melanda seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu langkah untuk menanggulangi penyebaran virus Corona tersebut, beberapa negara saat ini tengah melakukan langkah vaksinisasi.
 
Di Indonesia sendiri, vaksinasi telah dilakukan sejak awal tahun 2021 dengan jenis vaksin Sinovac buatan China.
 
Namun, baru-baru ini diakui oleh pejabat pengendalian penyakit tertinggi mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 memiliki keefektifan yang rendah.
 
 
Saat ini vaksin buatan Cina tersebut tengah dipertimbangkan mencampur untuk memperkuat dosis.
 
"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," ungkap Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) China, Gao Fu.
 
Seperti yang dilansir pikiran-rakyat dalam artikel "akui vaksin buatannya lemah hadapi covid-19 sinovac berikan penjelasan", saat ini sedang melakukan pengembangan.
 
 
"Sekarang dalam pertimbangan formal apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," katanya dalam konferensi pers Minggu 11 April 2021.
 
Pertanyaan tersebut tidak ditanggapi langsung oleh pejabat yang hadir dalam konferensi pers mengenai kemungkinan perubahan dalam rencana resmi.
 
Namun, saat ini para pejabat CDC sedang mengembangkan vaksin berbasis mRNA.
 
"Vaksin mRNA yang dikembangkan di negara kan juga telah memasuki tahap uji klinis," kata Wang Huaqing, pejabat CDC.
 
 
Meski demikian kemungkinan penggunaannya belum disampaikan. Menurut para ahli mencampur vaksin atau urutan imunisasi dapat meningkatkan efektivitas.
 
Saat ini para peneliti di Inggris tengah mempelajari kombinasi Pfizer-BioNTech dan vaksin AstraZeneca tradisional.
 
Efektivitas vaksin skinnova ditemukan terendah 50,4 persen oleh peneliti Brasil.
 
 
Hal ini berarti mendekati ambang batas 50 persen vaksin dikatakan berguna menurut para ahli kesehatan.
 
Dibandingkan vaksin Pfizer-BioNTech, yang lebih efektif 97 persen.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x