Baca Juga: Netanyahu Diam-Diam Temui Putra Mahkota Saudi, Ada Apa dengan Israel dan Arab Saudi?
Pada bulan Maret, Michael Lynk, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengungkapkan kekhawatirannya atas potensi dampak Covid-19 pada masyarakat Jalur Gaza.
“Sistem perawatan kesehatan Gaza runtuh bahkan sebelum pandemi,” kata Lynk.
Baca Juga: Panglima TNI Dukung Langkah Pangdam Jaya Turunkan Baliho HRS
Blokade Israel yang telah berlangsung lama menciptakan hambatan serius bagi warga Gaza untuk memiliki akses ke berbagai pasokan medis.
Sistem kesehatan Gaza dari 13 rumah sakit umum dan 14 klinik, dijalankan oleh organisasi non-pemerintah (LSM) terpaksa berada di bawah kekurangan obat-obatan dan perlengkapan bedah terkait blokade.
Baca Juga: Pertemuan Perdana! Pesan Anies ke Kapolda: Selamat Bertugas Pak Kapolda
Gaza, berukuran 375 kilometer persegi (145 mil persegi) merupakan rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina, lebih dari setengahnya adalah pengungsi.
Sekitar 90% dari perbatasan darat dan lautnya serta aksesnya ke dunia luar dikendalikan oleh Israel, sementara Mesir mengontrol perbatasan selatannya yang sempit.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Inilah Makna Gender yang Sering Keliru