Gaza Diblokade Israel, Ahli Kesehatan: Hanya Bisa Bertahan 10 Hari ke Depan

24 November 2020, 17:31 WIB
Seorang anak sedang menjalani tes swab di Jalur Gaza, Palestina. /Al Jazeera/ Walid Mahmoud/Al Jazeera

CerdikIndonesia - Kenaikan tajam infeksi Covid-19 terus terjadi di Jalur Gaza yang saat ini diblokade Israel. Para Ahli keseharan memperingatkan Jalur Gaza hanya bisa bertahan 10 hari karena kewalahan akibat Covid-19.

Baca Juga: Indonesia dan CEPI Tanda Tangani Kerjasama Perkuat Komitmen Vaksin Covid-19

Rumah sakit yang tadinya digunakan untuk mengobati pasien tembak dan amputasi beralih harus mengurusi pasien Covid-19.

Wilayah Palestina yang diblokade telah mencatat 14.000 kasus dan 65 kematian sejak Agustus. 79 dari 100 ventilator untuk pasien COVID-19 sudah digunakan.

Baca Juga: Donald Trump Setujui Transisi ke Pemerintahan Biden

"Dalam 10 hari, sistem kesehatan tidak akan mampu menyerap kenaikan kasus dan mungkin ada pasien kasus baru yang tidak akan menemukan tempat di unit perawatan intensif," kata Abdelraouf Elmanama, anggota satuan tugas pandemi Gaza.

Baca Juga: 99 Asmaul Husna Tulisan Arab dan Artinya

Abdelnaser Soboh, pimpinan kesehatan darurat di sub-kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Gaza, memperingatkan hal yang sama.

"Dalam seminggu, kita tidak akan bisa menangani kasus kritis," ujarnya.

Tingkat infeksi di antara mereka yang diuji adalah 21% dengan peningkatan relatif pada karier di atas usia 60 tahun.

Baca Juga: Netanyahu Diam-Diam Temui Putra Mahkota Saudi, Ada Apa dengan Israel dan Arab Saudi?

Pada bulan Maret, Michael Lynk, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengungkapkan kekhawatirannya atas potensi dampak Covid-19 pada masyarakat Jalur Gaza.

“Sistem perawatan kesehatan Gaza runtuh bahkan sebelum pandemi,” kata Lynk.

Baca Juga: Panglima TNI Dukung Langkah Pangdam Jaya Turunkan Baliho HRS

Blokade Israel yang telah berlangsung lama menciptakan hambatan serius bagi warga Gaza untuk memiliki akses ke berbagai pasokan medis.

Sistem kesehatan Gaza dari 13 rumah sakit umum dan 14 klinik, dijalankan oleh organisasi non-pemerintah (LSM) terpaksa berada di bawah kekurangan obat-obatan dan perlengkapan bedah terkait blokade.

Baca Juga: Pertemuan Perdana! Pesan Anies ke Kapolda: Selamat Bertugas Pak Kapolda

Gaza, berukuran 375 kilometer persegi (145 mil persegi) merupakan rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina, lebih dari setengahnya adalah pengungsi.

Sekitar 90% dari perbatasan darat dan lautnya serta aksesnya ke dunia luar dikendalikan oleh Israel, sementara Mesir mengontrol perbatasan selatannya yang sempit.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Inilah Makna Gender yang Sering Keliru

Sejak 2007, daerah yang terkepung berada di bawah blokade Israel dan Mesir. Melumpuhkan ekonomi dan merampas banyak komoditas penting dari penduduknya, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Baca Juga: Perang Cuitan Jubir JK dan Ferdinand, Sebut Sesat dan Agresif

Di daerah yang lama diembargo, situasi kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari.

The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) menyatakan tahun lalu ada sekitar 620.000 warga Gaza yang hidup dalam kemiskinan parah

Mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan pokok dan harus bertahan hidup dengan 1 dolar AS per hari, serta hampir 390.000 warga hidup dalam kemiskinan absolut.***

 

Editor: Arjuna

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler