Pembatasan Toa Masjid di Arab Saudi Picu Kontroversi, Menteri Arab Saudi Membela: Suara Bising Berlebihan

- 1 Juni 2021, 15:44 WIB
 Ilustrasi. Menteri Arab Saudi membela kontroversi terkait pembatasan speaker di masjid.
Ilustrasi. Menteri Arab Saudi membela kontroversi terkait pembatasan speaker di masjid. /Pixabay/Konevi/
CERDIKINDONESIA- Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk membatasi penggunaan pengeras suara karena volume pengeras masjid suara masjid menuai kontroversial. 

Menteri Urusan Islam Arab Saudi Abdullatif al-Sheikh membela perintah tersebut. Hal itu dipicu oleh keluhan di negara Muslim konservatif tentang kebisingan yang berlebihan. seperti dilansir dari laman AFP, Selasa, 1 Juni 2020.
 
 
Kementerian Urusan Islam mengatakan minggu lalu bahwa pembicara harus diatur tidak lebih dari sepertiga dari volume maksimum mereka.
Perintah tersebut membatasi penggunaan pengeras suara terutama untuk mengeluarkan adzan daripada menyiarkan khotbah lengkap yang memicu reaksi konservatif di media sosial.

Menteri Urusan Islam Abdullatif al-Sheikh mengatakan perintah itu sebagai tanggapan atas keluhan warga bahwa volume keras menyebabkan gangguan pada anak-anak serta orang tua.

"Mereka yang ingin sholat tidak perlu menunggu ... adzan imam," kata Sheikh dalam sebuah video yang diterbitkan oleh televisi pemerintah. "Mereka harus ke masjid terlebih dahulu," tambahnya.
 

Sheikh menyarankan pengeras suara untuk tujuan terbatas karena beberapa saluran televisi juga menyiarkan doa dan pembacaan Al-Qur'an.

Di negara yang memiliki puluhan ribu masjid banyak yang menyambut baik langkah untuk mengurangi tingkat desibel.

Sheikh mengatakan kritik terhadap kebijakan itu disebarkan oleh musuh kerajaan yang ingin menggerakkan opini publik.

Kebijakan tersebut mengikuti gerakan liberalisasi besar-besaran yang dilakukan penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman. hal itu telah mendorong era keterbukaan baru secara paralel.

Pangeran Mohammed muda telah meredakan pembatasan sosial di kerajaan ultra-konservatif, mencabut larangan bioskop, dan pengemudi wanita selama puluhan tahun sambil mengizinkan konser musik campuran gender dan ekstravaganza olahraga.
 

Norma sosial yang dilonggarkan telah disambut oleh banyak orang Saudi. Dua pertiga di antaranya berusia di bawah 30 tahun.

Arab Saudi telah memotong kekuatan polisi agamanya yang pernah menimbulkan ketakutan yang meluas, mengejar pria dan wanita keluar dari mal untuk berdoa, dan mencaci-maki siapa pun yang terlihat berbaur dengan lawan jenis.

Pangeran Mohammed telah menjanjikan Arab Saudi yang moderat saat ia mencoba untuk mematahkan citranya yang keras.
 
Selama tiga tahun terakhir, kerajaan telah menangkap puluhan aktivis wanita, ulama, jurnalis, dan anggota keluarga kerajaan. ***

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah