Pidato Lengkap Presiden Jokowi di Hari Dokter

- 25 Oktober 2020, 07:11 WIB
Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. /Setkab.go.id

Bapak, Ibu, Hadirin yang saya hormati,
Sebagai wadah dari para dokter Indonesia, tahun ini IDI telah memasuki usia yang ke-70. Dalam menapak usia ke-70 tahun ini, saya melihat catatan perjuangan IDI sangat panjang. Bukan hanya dalam memadukan segenap potensi dokter di Indonesia, meningkatkan harkat, martabat, kehormatan diri, dan profesi kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tapi yang sangat mulia adalah meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Saya yakin dalam perjuangan panjang itu, IDI tidak bisa sendirian. IDI berada dalam ekosistem yang di dalamnya ada lembaga pendidikan, ada profesi-profesi lain, ada industri, dan sebagainya. Ini memerlukan sinergi dan kerja sama yang erat sehingga apa yang menjadi tujuan IDI akan bisa tercapai.

Baca Juga: Ditjen Dikti Adakan Sosialisasi Netralitas ASN dalam Masa Pilkada 2020

Bekerja dalam ekosistem kesehatan, sudah saatnya kita menghilangkan egosentrisme lembaga. Tidak ada lembaga yang lebih penting dari yang lain. Tidak ada lembaga yang lebih super dibandingkan yang lain. Semuanya penting, semuanya super, jika masing-masing mau bekerja sama.

 

Baca Juga: ​Kemendikbud Bagikan 35,7 Juta Paket Bantuan Kuota Internet pada Oktober 2020

Hadirin yang saya hormati,
Pandemi ini memberi banyak pelajaran kepada kita semua. Memberi banyak pelajaran kepada kita semuanya. Kita semakin tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera kita perbaiki. Karena itu, situasi sulit yang sedang kita hadapi, gunakan sebagai momentum untuk melakukan transformasi, termasuk dalam reformasi sistem kesehatan di negara kita. Dalam reformasi sistem kesehatan, kita harus memperkuat sisi pencegahan. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat adalah yang utama. Untuk promotif dan preventif, dukungan dari sektor nonkesehatan, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat, dan dukungan dari organisasi sosial keagamaan sangatlah dibutuhkan. Tetapi, pada saat yang sama, penguatan kapasitas SDM (sumber daya manusia) kesehatan, pengembangan rumah sakit dan balai-balai kesehatan, serta industri obat-obatan dan alat-alat kesehatan haruslah terus kita lakukan.

 

Baca Juga: Kemendikbud Salurkan 35,7 Juta Bantuan Kuota dan Tambah Aplikasi Laman Kuota Belajar Hingga 2.690

Selama pandemi COVID-19 ini, telah banyak inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti, para inovator di dalam negeri: rapid diagnostic testemergency ventilator, mobile lab biosafety yang dilengkapi dengan PCR (polymerase chain reaction), penggunaan artificial intelligence untuk penegakan diagnosis COVID-19, dan aplikasi Covid Track untuk membantu dokter memantau mobilitas pasien serta kita mempercepat clinical trial dan produksi massal Vaksin Merah Putih.

 

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah