SADIS! Tentara Israel Tembak Mati Jurnalis Wanita Shireen Abu Akleh, Begini Kesaksian Rekannya yang Selamat

- 12 Mei 2022, 14:18 WIB
Jurnali Al Jazeera Shireen Abu Akleh Terbunuh oleh tembakan tentara Israel selama serangan Israel, menurut saluran berita yang berbasis di Qatar, di Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel 11 Mei 2022.
Jurnali Al Jazeera Shireen Abu Akleh Terbunuh oleh tembakan tentara Israel selama serangan Israel, menurut saluran berita yang berbasis di Qatar, di Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel 11 Mei 2022. /Reuters/Raneen Sawafta/

CERDIK INDONESIA - Seorang jurnalis senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51) ditembak hingga meninggal dunia oleh tentara Israel pada Rabu, 11 Mei 2022.

Shireen Abu Akleh tewas ditembak setelah diduga dilakukan oleh seorang sniper atau penembak jitu jarak jauh militer Israel. 

Shireen Abu Akleh diduga secara sengaja ditembak oleh militer Israel pada bagian kepala hingga 

Rekan-rekan wartawan yang saat itu berada di dekat Shireen Abu Akleh memberi kesaksian bagaimana detik-detik mengerikan itu terjadi.

Baca Juga: Profil dan Kewarganegaraan Shireen Abu Akleh, Jurnalis Senior Aljazera yang Ditembak Tentara Isreal

Selain Shireen Abu Akleh, satu rekannya juga mengalami luka tembak, tapi kondisinya saat ini sudah berangsur pulih.

Pejabat Israel mengklaim bahwa mereka terluka oleh tembakan pasukan Palestina.

Namun di sisi lain, jaringan Qatar menyebutkan jika mereka diduga ditembak oleh penembak jitu Israel saat berada di dekat orang Palestina.

Shireen Abu Akleh kemudian dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit Jenin dengan luka tembak di kepalanya.

Wartawan Al Jazeera lainnya, yang juga diduga ditembak adalah Ali al-Samoudi. Ia ditembak di bagian belakang pada saat yang sama.

Samoudi yang sudah mulai bisa memberikan keterangan mengatakan, mereka berdua ditembak saat berdiri di antara beberapa wartawan lain di Jenin.

Saat itu lokasi kumpulan wartawan jauh dari kamp pengungsi, di mana tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang melakukan penggerebekan di rumah-rumah yang diduga sebagai tersangka teror.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Aceh Diguncang Gempa 5,2 M Berpusat di Calang Dini Hari Ini 12 Mei 2022, BMKG Peringatkan Ini

Sebelum kejadian maupun hingga saat terjadi penembakan pada kedua wartawan, sama sekali tidak ada suara tembakan.

“Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting,” kata Samoudi, seperti dikutip Al Jazeera.

Dari pengakuan Samoudi, orang yang pertama ditembak adalah dirinya. Lalu terdengar suara tembakan kedua yang mengenai bagian kepala Shireen Abu Akleh.

Setelah terdengar dua kali suara tembakan yang menyasar wartawan, sama sekali tidak ada suara tembakan lanjutan.

“Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen. Tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian,” kata dia.

Sebagai jurnalis yang meliput di area konflik, dia mengaku sudah melakukan standar baku yang dengan jelas mengidentifikasi mereka sebagai wartawan.

Baca Juga: Terungkap! Sosok Badarawuhi dalam Film KKN di Desa Penari, Makhluk Gaib yang Merasuki Penari di Desa KKN

Shatha Hanaysha, seorang jurnalis lokal yang berdiri di samping Abu Akleh ketika dia ditembak, mengatakan hal yang sama kepada Al Jazeera.

"Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm," kata Hanaysha.

“Tentara pendudukan (Israel) tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan yang dilepaskan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh,” ujarnya lagi.

Diketahui korban bernama lengkap Shireen Abu Akleh merupakan seorang Kristen Palestina lahir di lingkungan Beit Hanina Yerusalem pada tahun 1971, ia belajar jurnalisme cetak di Universitas Yarmouk di Yordania.

Dia menggunakan bakatnya untuk menceritakan kisah perjuangan Palestina, pertama dengan Badan Pengungsi PBB, kemudian bekerja sama dengan Perusahaan Penyiaran Palestina sebelum akhirnya menjadi koresponden Palestina Al Jazeera pada tahun 1997.

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menuntut penyelidikan yang independen dan transparan atas pembunuhannya. Impunitas harus diakhiri.***

Baca Juga: Profil dan Kewarganegaraan Shireen Abu Akleh, Jurnalis Senior Aljazera yang Ditembak Tentara Isreal

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah