Keajaiban Puasa 3 Kali Seminggu Bagi Tubuh, dr. Zaidul Akbar Ungkap Bisa Sembuhkan Penyakit Ini

- 29 Januari 2024, 07:19 WIB
Keajaiban Puasa 3 Kali Seminggu Bagi Tubuh, dr. Zaidul Akbar Ungkap Bisa Sembuhkan Penyakit Ini
Keajaiban Puasa 3 Kali Seminggu Bagi Tubuh, dr. Zaidul Akbar Ungkap Bisa Sembuhkan Penyakit Ini /YouTube dr Zaidul Akbar/

CERDIK INDONESIA - Dokter Zaidul Akbar membawa berita positif bagi individu yang mengidap penyakit maag, diabetes, dan masalah ginjal.

Dalam sebuah posting di akun Instagramnya, Dokter Zaidul Akbar mengungkapkan metode efektif untuk membersihkan akumulasi sampah dalam tubuh yang dapat berisiko terhadap penyakit serius.

Metode yang dianjurkan oleh Dokter Zaidul Akbar adalah melalui praktik puasa sunnah dan wajib.

Ia menjelaskan konsep autofagi dan autolisis dalam konteks berpuasa. Autofagi adalah cara tubuh mengaktifkan mekanisme kelaparan, yang mengakibatkan sel-sel tubuh mengalami kelaparan juga. Sel-sel yang kelaparan ini kemudian akan mengonsumsi sel-sel yang sudah mati atau rusak, menghindari mereka menjadi sumber potensi masalah dalam tubuh.

"Kita akan bahas autofagi dan autolisis dalam puasa. Konsep autophagi adalah membuat tubuh lapar. Ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar," ucap dr. Zaidul Akbar, seperti dikutip dari Instagram @zaidulakbar

Baca Juga: 7 Tanda Gejala Diabetes Kambuh yang Banyak Tidak Disadari, Harap Waspada dan Selalu Cek Kesehatan

Hasilnya, sel-sel mati ini tidak akan menciptakan risiko kesehatan. Oleh karena itu, berpuasa membantu tubuh membersihkan dirinya sendiri.

Dokter Zaidul Akbar merujuk pada penemuan ilmuwan Yoshinori Ohsumi yang menunjukkan bahwa ketika seseorang berpuasa selama 8-16 jam, tubuh akan menciptakan protein bernama autophagisom yang bertugas mengumpulkan sel-sel mati yang berbahaya dalam tubuh.

Autophagisom dapat diibaratkan sebagai alat penyapu raksasa yang membersihkan tubuh dari sel-sel yang tidak berguna dan berpotensi berbahaya.

Menurutnya, sel-sel mati ini seringkali berasal dari sel kanker dan mikroorganisme penyebab penyakit. Protein autophagisom menghancurkan dan mengeluarkan sel-sel berbahaya ini.

Sebagai kesimpulan dari penelitian tersebut, Dokter Yoshinori Ohsumi merekomendasikan praktik berpuasa dua atau tiga kali dalam seminggu.

Penelitian ini bahkan memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran bagi Yoshinori Ohsumi atas kontribusinya dalam bidang autophagi.

Dengan demikian, dalam konteks Islam, praktik puasa sunnah seperti pada hari Senin dan Kamis serta puasa lainnya yang disarankan, bersama dengan puasa wajib selama sebulan di bulan Ramadan, membantu membersihkan tubuh dari sampah.

Baca Juga: 6 Menu Makanan Terbaik untuk Pejuang Diet Diabetes Menurut dr. Zaidul Akbar

Dokter Zaidul Akbar juga menyatakan bahwa konsep autofagi sebenarnya telah direkomendasikan oleh Rasulullah sejak 15 abad yang lalu, yang hanya memerlukan pelaksanaannya dengan benar.

Selain itu, ia menjelaskan konsep autolisis, yang dapat mengakibatkan perasaan lemas antara jam 12 siang hingga jam 6 sore. Autolisis adalah proses pembuangan sel-sel mati atau rusak dalam tubuh.

Dokter Zaidul Akbar menggarisbawahi bahwa saat seseorang tidak berpuasa, organ pencernaan terus-menerus bekerja, bahkan setiap kali makan. Hal ini memerlukan waktu sekitar 8 jam bagi organ pencernaan untuk menyelesaikan tugasnya.

Oleh karena itu, berpuasa memberi kesempatan bagi tubuh untuk membersihkan dirinya sendiri dan menghilangkan sampah serta racun. Sebaliknya, orang yang tidak berpuasa tidak memberi istirahat pada tubuhnya sepanjang hari.

Baca Juga: Inilah 5 Sayuran Pembakar Lemak untuk Diet Menurut dr. Saddam Ismail, Bisa Hindari Kanker dan Diabetes

Dalam kesimpulannya, puasa dianggap sehat dan memiliki potensi untuk membantu mengobati berbagai penyakit, termasuk maag, diabetes, gangguan ginjal, dan bahkan kanker.

Editor: Raqsan Jani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah