UGM Ciptakan GeNose, Bisa Deteksi Virus Covid-19 Secara Cepat, Tinggal Tunggu Izin Edar Kemenkes!

- 16 Oktober 2020, 20:24 WIB
UGM ciptakan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 lewat embusan napas manusia.
UGM ciptakan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 lewat embusan napas manusia. /UGM/

CerdikIndonesia - UGM CIPTAKAN ALAT PENDETEKSI VIRUS COVID-19 SECARA CEPAT

Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan alat pendeteksi virus Covid-19 yang diberi nama GeNose. Alat ini merupakan hasil inovasi dari UGM yang berguna untuk mendeteksi Covid-19 secara cepat dan akurat, Kamis,(15/10/2020)

Pada kesempatan itu pula, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X langsung mengetes alat diagnosis cepat infeksi Sars-Cov2 tersebut dengan hembusan nafas pada masker non-rebreathing lalu disambung dengan perangkat GeNose.

Baca Juga: Komunitas Teater Perempuan Biasa Soroti Kepemimpin Para Perempuan, Ini Bahasannya

"Dalam pertemuan ini kami menyampaikan progress dari inovasi GeNose yang sekarang dalam proses untuk uji klinis, uji diagnosis,dan menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan," Ungkap Rektor UGM, Ir. Panut Mulyono.

Dikutip dari RRI.co.id GeNose dirancang untuk menangkap pola VolatileOrganicCompound yang terbentuk dari infeksi Covid-19 dan terhirup dalam nafas manusia karena alat ini diciptakan menyerupai hidung tapi dalam bentuk eletronik yang bekerja dalam sistem penginderaan.

Baca Juga: Hamzah Haz Dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto, Begini Kondisinya!

Keunggulan yang dimiliki GeNose ialah bersifat reliabilitas yang berarti dapat digunakan secara berulang kali dalam waktu yang lama, dapat menampilkan hasil dalam kurun waktu yang cepat, non-invasif, serta biaya yang murah untuk pengujian yaitu menggunakan masker non-rebreathing dan hepa filter sekali pakai.

Anggota tim peneliti GeNose, dr. Dian Kesumapramudya tidak lupa menjelaskan bahwa GeNose dapat digunakan sebagai salah satu metode skrining bersama rapidtest serta PCR.

Namun demikian alat ini masih perlu melewati beberapa tahap sampai akhirnya bisa dipakai secara massal. Proses ujipun akan dimulai dalam minggu ini yang mengharapkan proses produksi dapat berlangsung di pertengahan November nanti.

Baca Juga: Ganjar Dukung PRPP Jadi Perseroda, Apa Alasannya?

"Harapannya November sudah mulai bisa produksi massal, setelah alat ini dipresentasikan ke Kementerian Kesehatan. Ada prosedur-prosedur yang harus dilalui, dan ini butuh waktu," sambungnya

Dian juga menerangkan bahwa sampel untuk uji diagnosis akan diambil dari sembilan rumah sakit, termasuk tiga di antaranya RSUP dr. Sardjito, RSPAU Hardjolukito dan Rumah Sakit Akademik UGM sebab uji ini memerlukan sebanyak 1.600 subjek dengan 3.200 sampel.

Sebelumnya alat ini telah dilakukan uji diagnosis melalui uji profiling dengan 600 sampel data valid yang menampilkan tingkat keakuratan tinggi yakni 97 persen.

Baca Juga: Kenang Pertempuran Lima Hari, Pesan Para Pejuang Wanita: Sekolah dan Bekerja yang Sungguh-Sungguh!

Dian menambahkan, semakin banyak alat ini melakukan tes maka tingkat keakuratannya akan semakin bertambah sebab alat ini menggunakan sistem artificialintelligence.

"Dan melalui uji diagnosis yang akan dilakukan selama beberapa minggu ke depan, nantinya akan diperoleh hasil yang menunjukkan apakah produk ini layak untuk digunakan swbagai alat kesehatan yang akurat," tutup Dian.

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x