CerdikIndonesia – Kudeta yang dilakukan Taliban terhadap pemerintahan berkuasa di Afghanistan telah membuat perekonomian negara kacau. Setelah Taliban berkuasa, tidak sedikit rakyatnya yang kesulitan hidup karena kondisi perekonomian negara tak kunjung membaik.
Salah satu kasus ini dialami oleh seorang pekerja pabrik batu bata di Afghanistan bernama Fazal.
Dia kesulitan memberi nafkah keluarga lantaran menganggur dan terlilit utang saat ekonomi negara nyaris runtuh.
Fazal mengungkapkan, ekonomi Afghanistan yang semakin kacau memaksanya memilih pilihan yang sulit agar bisa menghidupi keluarganya.
Layaknya buah simalakama, Fazal terpaksa menikahkan anak perempuan yang masih kecil, atau mengambil risiko keluarga mati kelaparan.
Peristiwa itu terjadi pada bulan lalu, Fazal menikahkan putrinya yang berusia 13 dan 15 tahun demi memperoleh mahar sebesar 3.000 dolar AS (Rp42,7 juta) dari pria yang usianya lebih dari dua kali lipat.
Tidak berhenti di situ, masalah lain akan muncul apabila Fazal kembali kehabisan uang.
Bukan hal mustahil jika ia akan menikahkan anaknya yang berusia tujuh tahun, terangnya.