Konflik Kudeta Myanmar Berlanjut, Seorang Anak Perempuan 7 Tahun Tewas di Pangkuan

- 24 Maret 2021, 21:00 WIB
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer./
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer./ /Reuters

"Mereka juga warga negara kami," kata Zaw Min Tun pada konferensi pers di ibu kota Naypyidaw, sehari setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan lebih banyak sanksi.

Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes yang mengikutinya.

Baca Juga: Peserta Kartu Prakerja Terima Insentif Rp3,55 juta Kalau Lolos Seleksi

Zaw Min Tun dari junta menyalahkan pertumpahan darah pada para demonstran dan mengatakan sembilan anggota pasukan keamanan juga tewas.

Aung San Suu Kyi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 atas kampanyenya untuk membawa pemerintahan sipil yang demokratis ke Myanmar. Dia ditahan sejak kudeta dan menghadapi tuduhan melakukan kecurangan dalam pemilu.

Baca Juga: Cara Mudah Cetak Sendiri Akta Kelahiran, KK, dan Akta Kematian

Pada Senin, 22 Maret 2021, Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi kepada individu yang terlibat dalam kudeta dan penindasan terhadap para demonstran.

Sebelas orang yang menjadi target Uni Eropa termasuk Jenderal Min Aung Hlaing, panglima tertinggi militer dan sekarang kepala junta. Washington juga memberikan sanksi kepada Min Aung Hlaing.***

 

Halaman:

Editor: Sara Salim

Sumber: Pikiran Rakyat Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah