Vaksin Covid-19 Terpenuhi, Peneliti LIPI Ungkap Indonesia Akan Alami Kondisi Ekonomi Seperti Ini

- 18 Desember 2020, 08:41 WIB
Foto ilustrasi grafik ekonomi / Pixabay
Foto ilustrasi grafik ekonomi / Pixabay /

CERDIKINDONESIA - Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Eko Nugroho memperkirakan perekonomian Indonesia 2021 akan lebih baik jika ketersediaan vaksin terpenuhi dan pengendalian penularan COVID-19 terus dilakukan.

Baca Juga: Tegas! Polda Metro Jaya Ancam Lakukan Ini Jika FPI Ngotot Demo 1812

Baca Juga: Polri Ungkap Fakta Mengejutkan, Banyak Kotak Amal Disalahgunakan untuk Pendanaan Kelompok Teroris JI

"Perekonomian 2021 tampaknya akan lebih baik, jika syarat ketersediaan vaksin terpenuhi dan upaya perataan kurva penularan COVID-19 terus dilakukan," kata Agus dalam "Media Briefing Outlook Perekonomian 2021: Upaya Mempercepat Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi secara virtual, Jakarta, Kamis.

Menurut Agus, ketersediaan vaksin bisa membantu pemulihan ekonomi, meski tidak serta merta menyelesaikan persoalan karena perekonomian Indonesia tetap dibayangi oleh sejumlah problem.

Beberapa persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan dalam sektor ekonomi Indonesia yaitu ketahanan pangan, perdagangan internasional serta pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga: Dimintai Keterangan soal Tertembaknya 6 Laskar FPI di Tol, Polisi: Edy Mulyadi Tidak Kooperatif

"Vaksin dianggap mampu membantu pemulihan kondisi psikologis masyarakat sehingga terbentuk ekspektasi rasional yang lebih positif imbas kondisi ketidakpastian yang menurun,” ujarnya.

Baca Juga: Diduga Gelapkan Dana Umroh 891 Juta, Travel El Hanif Aceh Minta Jamaah Tidak Lapor Polisi Karena Ini

Diagnosa sektoral yang dilakukan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI atas Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 menunjukkan bahwa selama pandemi, beberapa sektor seperti perdagangan besar dan eceran, transportasi pergudangan, dan penyediaan akomodasi makanan/minuman mengalami kontraksi.

Selain itu, industri manufaktur dan UMKM menjadi entitas yang mengalami goncangan terberat selama masa pandemi seiring dengan berkurangnya permintaan masyarakat.

Baca Juga: Wonder Women 1984 Sudah Bisa Anda Saksikan di Bioskop-Bioskop Berikut Ini, Catat Lokasinya!

Agus juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengandalkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan serta pemberian stimulus ekonomi untuk mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan mencegah terjadinya lonjakan pengangguran.

"Sayangnya, kedua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang menggembirakan," tutur Agus.

Meskipun demikian, terdapat sedikit harapan bahwa terjadi perbaikan ekonomi pada triwulan IV-2020, sehingga angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 dapat mendekati zona positif. 

Baca Juga: Soal Benur, Rahayu Saraswati: Donal Fariz Sudah Tidak di ICW dan Merasa Tidak Pernah Diwawancarai

Baca Juga: Jawaban Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Saat Ditanya Deddy Corbuzier soal Nepotisme

Dalam kesempatan ini, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI juga mencatat terjadinya lonjakan tabungan individu pada triwulan III-2020 yang memperkuat simpanan di perbankan.

Lonjakan itu menunjukkan sektor rumah tangga terutama mereka yang berpenghasilan menengah atas, lebih memilih menabung daripada berbelanja sebagai imbas risiko ketidakpastian yang cenderung meningkat.

Secara historis, LIPI mencatat profil ekonomi Indonesia sejak 1960 memperlihatkan adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pernah mengalami tiga kali terkontraksi atau pertumbuhan negatif yakni pada periode 1962-1963, 1997-1998, dan 2020.

Baca Juga: Rahayu Saraswati Bantah Terlibat Korupsi Benur, Gue Sudah Enggak Menjabat di PT Bima Sakti Mutiara
Bahkan, seusai krisis keuangan Asia pada 1997, Indonesia memerlukan waktu empat tahun untuk kembali ke besaran PDB sebelum terjadinya krisis finansial.

Pengalaman krisis tersebut juga menunjukkan bahwa hanya kontribusi tenaga kerja dan produktivitas yang mampu mengalami pertumbuhan positif selama periode pemulihan pasca krisis ekonomi.

"Tidak seperti krisis-krisis sebelumnya, resesi ekonomi kali ini hampir melumpuhkan seluruh aktivitas perekonomian, baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. Pukulan yang amat berat bagi perekonomian Indonesia terjadi pada triwulan II dan III-2020," ujar Agus.

Dalam kesempatan yang sama, LIPI ikut mengingatkan perlunya optimalisasi peran perdagangan antar pulau atau daerah dan mendorong konsistensi program hilirisasi sumber daya alam guna memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global.

Baca Juga: Gas! Luhut Instruksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan Perkatat PSBB, Bersiaplah!

Selain itu, penguatan inovasi industri manufaktur dan UMKM berbasis teknologi digital serta tata kelola bantuan sosial (bansos) maupun ketersediaan dan diversifikasi pangan, terutama pangan lokal, juga diperlukan untuk menjaga ketahanan ekonomi selama pandemi.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x