CerdikIndonesia – Maroko bergabung dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan untuk mulai menjalin kesepakatan dengan Israel.
Israel dan Maroko sepakat untuk menormalisasi hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi dengan bantuan Amerika Serikat pada Kamis, 10 Desember 2020.
Baca Juga: Tak Ada Musuh Abadi, Maroko Sepakati Hubungan Diplomatik dengan Israel
Maroko menjadi negara Arab keempat yang mengesampingkan permusuhan dengan Israel dalam empat bulan terakhir.
Usaha kesepakatan itu didorong oleh upaya Amerika Serikat untuk menghadirkan front persatuan melawan Iran dan mengurangi pengaruh regional Teheran.
Baca Juga: Uni Emirat Arab Dukung Normalisasi Hubungan Israel dan Maroko
Meninggalkan kebijakan AS yang sudah berlangsung lama, Presiden Donald Trump setuju sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Wilayah gurun di mana sengketa teritorial yang berlangsung puluhan tahun telah mengadu Maroko melawan Front Polisario yang didukung Aljazair, gerakan memisahkan diri yang berupaya mendirikan negara merdeka.
Baca Juga: Dari Kapolda Sampai Wagub Akpol, Berikut Daftar Lengkap Mutasi Polri
Presiden terpilih Joe Biden, yang akan menggantikan Trump pada 20 Januari, akan memutuskan apakah menerima kesepakatan AS di Sahara Barat, yang belum pernah dilakukan oleh negara Barat lainnya.
Hingga kini juru bicara Biden belum berkomentar.
Baca Juga: Polri: Mutasi Sejumlah Pejabat Tinggi Untuk Penyegaran Organisasi
Sementara Biden diperkirakan akan mengalihkan kebijakan luar negeri AS dari postur "America First" Trump, Politisi Demokrat telah mengindikasikan Biden akan melanjutkan meraih apa yang disebut Trump sebagai "Persetujuan Ibrahim" antara Israel dan negara-negara Arab dan Muslim.
Trump memastikan kesepakatan Israel-Maroko dalam panggilan telepon dengan Raja Maroko Mohammad VI pada Kamis.