Ridwan Kamil Desak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dipercepat, Ini Alasannya

19 Oktober 2020, 22:28 WIB
PEMBANGUNAN Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah terowongan atau Tunnel Walini di kawasan Perkebunan Maswati berhasil ditembus. /DOK. HUMAS PEMPROV JABAR/

CerdikIndonesia - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Jawa Barat yang nantinya terdapat empat stasiun pemberhentian dalam rute tersebut, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Walini hingga Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil berharap, moda transportasi penghubung antara Stasiun Tegalluar ke pusat Kota Bandung dapat segera diputuskan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 

Baca Juga: Indonesia Perlu 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk 60% dari Total Penduduk, Begini Penjelasannya

"Satu hal yang masih belum diputuskan secara jelas (dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung) adalah penghubung dari stasiun terakhir di Tegalluar menuju Kota Bandung. Apakah Light Rail Transit (LRT), harus segera diputuskan. Saya lihat dari Kemenhub dan KCIC belum fix memutuskan," ucapnya.

Gubernur tidak ingin moda transportasi penghubung terlambat dibangun dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan mendukung keputusan pemilihan moda transportasi terintegrasi yang akan dibangun selama memudahkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: 3.000 Relawan Covid-19 Dilatih, Ridwan Kamil: Tugas Utamanya Ajak Masyarakat Taat Protokol Kesehatan

"Kami dukung keputusan pemilihan moda transportasinya dan kami doakan lancar. Apa pun itu (transportasi penghubungnya), waktu sudah mendesak dan saya mengajak mari segera putuskan pilihan yang paling rasional," kata Gubernur, saat menjadi narasumber web seminar KCIC “Future Now Urbanities Lifestyle, Lebih Cepat Lebih Dekat” melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kamis (15/10/2020).

Gubernur menjelsakan bahwa pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer itu turut mendukung lahirnya tiga pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat, yakni Transit Oriented Development (TOD) alias pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik dengan konektivitas yang mudah di Karawang, Walini dan Tegalluar.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Para Pejabat Berhati-Hati Soal Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

"Dengan kereta cepat, tiga pusat pertumbuhan baru akan lahir. Jadi jalur transportasi ini jangan dilihat hanya dari mewadahi kebutuhan volume pergerakan mobilitas eksisting, tapi juga jadi alasan melahirkan gagasan kota baru," tuturnya.

Gubernur  menambahkan, dengan adanya kereta cepat ini masyarakat akan memiliki pilihan tempat tinggal selain di kawasan metropolitan Jabodetabek atau Bandung Raya karena TOD di area pusat kota baru Tegalluar, Walini atau Karawang akan menjadi pilihan karena di masa depan efektivitas bukan lagi mengenai jarak tetapi waktu.

Baca Juga: Istri Mendiang Muniar Minta Kasus Meninggalnya Pollycarpus Diselidiki, Untuk Menghindari Kecurigaan

"Kalau ditanya berapa jauh Jakarta-Bandung? Jawaban konvensional biasanya 130 kilometer, tetapi di masa depan jawabannya adalah 36 menit. Jadi waktu akan menjadi kata kunci baru dalam mempersepsikan sebuah jarak di masa depan," imbuhnya.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler