MPR, Muhammadiyah dan NU Sebut KKB Papua sebagai Teroris, Natalius Pigai: Intelektual Terpapar Radikal

29 April 2021, 13:15 WIB
Natalius Pigai berhak meminta jabatan menteri kepada Presiden Jokowi. /YouTube/Akbar Faizal Uncensored

 

CERDIKINDONESIA - Kasus Penembakan di Papua, membuat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama (NU) sepakat sebut Kelompok Kriminal Bersenjata KKB Papua sebagai teroris.

Dalam hal ini, mantan komisioner Komnas HAM sekaligus tokoh Papua Natalius Pigai ikut menyoroti terkait pernyataan tersebut.

Natalius Pigai mengutip sebuah perkataan dari kepala BIN yang menyatakan mayoritas pejabat intelektual dan mahasiswa terpapar radikal.

Baca Juga: Ditembak Mati Oleh KKB Papua, Jenazah Kepala BIN Dimakamkan Hari Ini di Jakarta

 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Natalius Pigai melalui akun Twitter milik pribadinya @NataliusPigai2 pada Kamis 29 April 2021.

"Saya mulai percaya kata Kepala BIN “mayoritas Pejabat, Intelektual dan Mahasiswa Terpapar Radikal”," tulis Natalius Pigai, seperti dikutip cerdikindonesia.com dalam cuitan akun Twitter Natalius Pigai pada Kamis 29 April 2021.

Atas tanggapan tersebut, Natalius Pigai menyampaikan bahwa semua pendukung Al-Qaeda, ISIS berkumpul sikap sama ingin umat kristiani.

Baca Juga: Ngakak! Ojek Pengatar Lukas Enembe Dibayar Rp100 ribu, Tidak Tau Penumpangnya Gubernur Papua

 

"Semua pendukung Alqaeda, ISIS berkumpul sikap sama ingin Umat Kristiani Teroris. Standar Internasional TPN OPM itu Rebel dan Combat. Jadi Ini Soal Agama," tuturnya.

 

Akan tetapi, dari pernyataan di atas Natalius Pigai menyebutkan bahwa ia tidak bermaksud tujukan ke NU dan Muhammadiyah.

"Twit saya di atas tidak bermaksud tujukan ke NU dan Muhammadiyah tetapi Saya Menganalisis ilmiah praduga tidak bersalah ada skenario kesitu," pungkasnya.

Baca Juga: Dideportasi Dari PNG, Gubernur Papua Lukas Enembe Akui Hendak Berobat

 

Seperti kita ketahui bersama, KKB Papua telah semakin menjadi dan semakin berontak setelah BIN Papua tertembak.***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler