Apakah Tidak Bisa Mencium Bau berarti Terinfeksi Covid-19? Berikut Penjelasannya

14 Agustus 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi penderita anosmia. /Pixabay/nastya_gepp/

CERDIKINDONESIA - Banyak orang tentu ketakutan ketika hidungnya tidak bisa mencium bau.

Dikarenakan hal itu merupakan salah satu gejala terkena virus Covid-19.

Namun, apakah tidak bisa mencium bau berarti terinfeksi Covid-19?

Baca Juga: Apakah Obat Cacing Ivermectin dapat Mengatasi Covid-19? Simak Penjelasannya di Sini

Hilangnya kemampuan hidung untuk mencium bau disebut juga Anosmia.

Anosmia bisa dialami oleh seseorang yang terkena virus Covid-19, bahkan yang gejala ringan.

Tapi ternyata, tidak semua yang mengalami Anosmia berarti juga terinfeksi Covid-19.

dr. Tirta menjelaskan bahwa Anosmia tidak hanya terjadi pada orang yang terjangkit Covid-19.

Hal itu ia utarakan di kanal Youtube Tirta PengPengPeng dalam sebuah video yang diunggah pada 14 Agustus 2021.

Virus ini menyerang sistem pernafasan bawah dan atas, sehingga gejalanya gabungan.

Baca Juga: Habis Diborong Warga, Apakah Ivermectin Boleh Dikonsumsi oleh Semua Orang? Berikut Penjelasannya

Contoh gejalanya adalah batuk yang dahaknya tidak bisa keluar, demam, nyeri sendi, sakit nelen, dan Anosmia.

Jadi, Anosmia hanya satu diantara lima gejala virus Covid-19.

Jika mengalami Anosmia dan tidak mengalami gejala lainnya, belum tentu anda terkena Covid-19.

Hal ini dikarenakan Anosmia juga terjadi pada penyakit lain, misalnya pada Polip.

Polip terjadi pada saat ada peradangan terus menerus di mukosa hidung.

Yang akhirnya menimbulkan pembengkakan.

Baca Juga: Satu Rumah dengan Orang Positif Covid-19? Berikut 14 Ketentuan Isolasi Mandirinya Menurut Kemenkes RI

Polip ini bisa menyebabkan pilek berdarah, nyeri di pangkal hidung, dan tidak bisa mencium bau.

Anosmia juga merupakan salah satu gejala dari Sinusitis yang sudah kronis.

Sinusitis merupakan suatu kondisi pada bagian sinus.

Dalam sinus harusnya ada cairan yang membasahi silianya dan harus mengalir terus.

Ketika sinusnya mampet, akhirnya menyebabkan peradangan bernama Sinusitis.

Sinusitis punya gejala khas, yaitu lendirnya berwarna hijau dan bau.

Baca Juga: Berikut Cara Shalat dan Proses Penanganan Jenazah Korban Covid-19 Menurut Fatwa MUI

Sinusitis juga ada peradangan pada silia hingga tidak bisa mencium bau-bauan.

Anosmia juga terjadi pada tulang hidung yang patah akibat dipukul atau kecelakaan.

Lalu pada orang yang mimisan tanpa sebab dan pada penderita rinitis alergi.

Jadi, Anosmia juga terjadi pada banyak penyakit, terutama yang menyerang pernapasan atas.

Cara membedakan Anosmia Covid-19 dengan penyakit lainnya adalah penyesuaian.

Yaitu menyesuaikan dengan gejala lain yang sudah disebutkan sebelumnya.

Baca Juga: Virus Covid-19 Varian Delta Merajalela di Indonesia dan Jadi Perhatian, Apa Itu? Berikut Penjelasan Lengkapnya

Jika hanya mengalami Anosmia, itu belum tentu Covid-19 karena bisa jadi penyakit lain.

dr. Tirta kemudian menghimbau agar masyarakat tidak panik saat mengalami Anosmia.

Selain itu, jika panikan malah bisa menyebabkan asam lambung naik dan menyebabkan GERD.

Anosmia bisa diatasi tidak hanya dengan obat-obatan.

Namun, bisa juga dipancing dengan sesuatu yang punya aroma tajam, seperti kopi dan wewangian.

Selain itu, bisa juga dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein.

Baca Juga: Mana yang Lebih Mengerikan, Virus Corona Varian Delta atau Alpha? Berikut Faktanya!

Pada Covid-19 gejala ringan, Anosmia bisa bertahan sampai tiga minggu, meki sudah negatif.

Sementara itu, pada gejala sedang dan berat bisa bertahan sampai tiga bulan.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Tags

Terkini

Terpopuler