Remdesivir Dapat Izin Edar Sebagai Obat Pasien Covid, Pakar Farmakologi UGM: Bukan Obat Bebas!

- 8 Oktober 2020, 19:33 WIB
Update kasus positif corona di Provinsi Riau, Kamis 8 Oktober 2020. *
Update kasus positif corona di Provinsi Riau, Kamis 8 Oktober 2020. * /PIXABAY

CerdikIndonesia - Remdesivir menjadi salah satu obat yang saat ini ramai diperbincangkan. Obat antivirus ini kini telah mendapat persetujuan izin edar dari BPOM untuk digunakan sebagai salah satu obat yang dapat diberikan pada pasien Covid-19 di tanah air.

“Obat ini diberikan izin edar dalam bentuk “Emergency Use Authorization (EUA)”. Artinya, izin penggunaan obat diberikan secara darurat karena belum ada obat Covid-19 yang definitif dan disetujui. Bukan keadaan darurat karena pasien dalam kondisi darurat ya,”papar Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Senin (5/10).

Baca Juga: Waspadai Klaster Asrama dan Ponpes, Ini Saran Pakar Epidemiologi UGM Untuk Cegah Penyebaran Corona

Zullies mengatakan remdesivir tidak bisa didapat secara bebas di pasaran. Obat langsung didistribusikan ke rumah sakit dan tidak tersedia di apotik. Obat ini dalam beberapa bulan terakhir dipakai dalam uji coba yang dilakukan oleh WHO. Sejumlah negara juga menggunakan obat tersebut dan hasilnya  menunjukkan adanya efektivitas yang baik saat digunakan dalam pengobatan pasien Covid-19. Pemberian remdesivir mampu mempersingkat masa penyembuhan pada pasien Covid-19.

“Remdesivir merupakan obat antivirus. Dulu dikembangkan untuk mengatasi virus-virus RNA  dan pernah dicobakan saat ada wabah Ebola dan MERS,” tuturnya.

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Yakin RUU Cipta Kerja adalah Solusi Tingkatkan Ekonomi Indonesia, Benarkah?

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini menjelaskan remdesivir adalah senyawa analog (mirip) dengan adenosine dan bisa menyusup ke dalam rantai RNA. Obat ini bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh.

Keunikan dari remdesivir disebutkan Zullies adalah prodrug dimana obat akan mengalami perubahan menjadi zat aktif ketika sudah berada dalam tubuh pasien. Bentuk ini dapat meningkatkan masuknya obat ke dalam sel dan melindungi obat sampai di tempat kerjanya. Lalu, modifikasi penting pada remdesivir adalah gugus karbon nitrogen (CN) yang melekat pada gula. Karenanya, begitu remdesivir dimasukkan ke dalam rantai pertumbuhan RNA, keberadaan gugus CN akan menyebabkan bentuk gula mengerut.

Baca Juga: Inilah Cara Undip Jadi Universitas Unggulan

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x