Airlangga Hartanto Usulkan Petani dan Nelayan Terhubung Perusahaan Teknologi, Ini Detailnya!

- 7 Oktober 2020, 23:27 WIB
Ilustrasi petani
Ilustrasi petani /

CerdikIndonesia - Pemerintah berkomitmen melakukan transformasi ekonomi di sektor pertanian, dengan mendorong birokrasi yang selama ini belum mendukung lompatan nilai dalam mensejahterakan petani dan nelayan, beralih fokus kepada korporasi petani maupun nelayan.

“Bapak Presiden menyampaikan bahwa yang ingin dibangun adalah budaya korporasi, yaitu pola pikir dimana standar korporasi ini dipakai oleh Pemerintah. Kalau di swasta bisa maka Pemerintah juga harus bisa membimbing petani dan nelayan untuk melakukan itu,” tutur Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai menghadiri Rapat Terbatas Korporasi Petani dan Nelayan dalam Mewujudkan Transformasi Ekonomi pada Selasa (6/10), di Jakarta.

Baca Juga: Airlangga Hartanto Tegaskan UU Cipta Kerja Utamakan Masyarakat, Benarkah Demikian?

Dalam rapat tersebut, lanjut Airlangga, Presiden Joko Widodo meminta agar petani dan nelayan didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar. Selain agar mempunyai skala ekonomi yang efisien dan mempermudah petani dan nelayan mengakses pembiayaan teknologi, hal ini juga dapat membantu menyambung petani dan nelayan ke konsumen.

Pemerintah merasa perlu mendorong proyek-proyek percontohan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar dalam pengembangan skala ekonomi yang lebih luas petani mampu membeli teknologi.

Baca Juga: BEM SI Akan Demo Besar-Besaran, Tuntut Omnibus Law Dicabut, Kapan Agenda Demonya?

“Bisa juga dibuatkan ekosistem petani dan nelayan dan disambungkan kepada perusahaan-perusahaan teknologi seperti Sayurbox atau Tanihub,” ujar Airlangga.

Sebelumnya Airlangga telah menyampaikan laporan model kemudahan impor tujuan ekspor untuk holtikultura kepada Presiden. Di Kabupaten Tanggamus, Lampung, petani pisang dapat memperoleh gaji setara dengan Rp4,5 juta per bulan. Program ini tengah dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Bali dan Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

“Model bisnis itu tidak ada one size fit for all, ini berbasis kepada komoditasnya. Apakah itu nelayan, pertanian, atau holtikultura sehingga tentu solusi yang diharapkan Presiden adalah adanya integrasi antara off farm dan on farm karena selama ini petani nelayan kebanyakan di sektor off farm dan on farm-nya terputus. Nah ini yang didorong untuk nilai tambahnya ditingkatkan,” tutur Airlangga menjawab salah satu penanya.

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x