"Jika terkait dan diduga ada permainan yang mesti ditelusuri dan diperiksa," kata Ujang, Senin 30 November 2020.
Baca Juga: Geger Prabowo Subianto Bakal Di-reshuffle Presiden Jokowi, Gerindra: Tidak Benar Itu
Dalam laporan disampaikan bahwa korupsi benih lobster melibatkan banyak kader partai Gerindra. Diantaranya Amri dan Ahmad Bahtiar, duit mengalir ke rekening empat anak buah Edhy, yakni Safri Muis, Andreau Pribadi, Syaihul Anam, dan Amiril Mukminin, serta ke rekening Ainul Faqih, anggota staf istri Edhy.
Selama Edhy Prabowo di Amerika Serikat, ia mendapatkan dana belanja sebesar Rp4.3 miliar dari Bahtiar.
Baca Juga: Luhut Sempat Bilang Ekspor Benur Tak Salahi Aturan dan Edhy Prabowo Orang Baik
Dari lapis kedua itu duit diteruskan lagi. Amiril dan Ainul diduga mengalirkan duit hingga Rp5 miliar lebih ke PT Gardatama Nusantara. Inilah yang membuat Mulyanto, pegawai PT Gardatama, ikut diciduk pada Rabu, 25 November lalu.
Mulyanto ditengarai tiga kali mengambil jatah PT Gardatama secara tunai dari Amiril dan Ainul, lalu dibawa ke kantor PT Gardatama di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, sebelum disetorkan ke bank.
Baca Juga: Edhy Prabowo Mundur dari Gerindra, Firli Bahuri Minta Jangan Mengaitkan Korupsi KKP dengan Politik
Mulyanto adalah anak buah Ketua Bidang Pemuda Dewan Pimpinan Pusat Gerindra Ikhwan Amirudin. Dalam akta perusahaan PT Gardatama, Ikhwan tercatat sebagai direktur sejak Desember 2011.
Dokumen tersebut juga mencatat nama Prabowo Subianto sebagai pemilik saham mayoritas.
Baca Juga: Gerindra Minta Maaf Kepada Presiden Jokowi, Pengamat: Uang Prabowo Sudah Banyak Habis
Ketua Umum Gerindra yang menjabat Menteri Pertahanan itu memiliki saham senilai Rp 8.76 miliar dari total Rp10 miliar. Sisanya dikuasai PT Nusantara Energy, juga perusahaan Prabowo.***