Pengamat: Generasi Milenial Bukan Tidak Melek Politik Tapi Tidak Tertarik

- 22 November 2020, 12:04 WIB
Aliansi Pemuda Jabar Peduli Demokrasi mengadakan diskusi daring bersama pengamat, praktisi, dan Koordinator JPPR, Sabtu, 21 November 2020.
Aliansi Pemuda Jabar Peduli Demokrasi mengadakan diskusi daring bersama pengamat, praktisi, dan Koordinator JPPR, Sabtu, 21 November 2020. /Sara Salim/

CerdikIndonesia - Aliansi Pemuda Jawa Barat (Jabar) Peduli Demokrasi menggelar diskusi daring jelang pilkada 2020. Tema yang diangkat dalam diskusi “Peran Pemuda Dalam Kontestasi Pilkada Serentak 2020” pada Sabtu, 21 November 2020.

Baca Juga: 5 Sepilihan Sajak Usman Arrumy: Selain Puisi, Adakah Jalan Untuk Menujumu?

Pengamat Komunikasi Politik, Adiyana Slamet mengungkapkan hasil riset bahwa generasi masa kini tidak tertarik mengikuti isu politik.

“Generasi milenial pada hari ini bukan tidak melek terhadap politik tapi cenderung tidak begitu tertarik mengikuti isu-isu terkait politik,” ucapnya.

Baca Juga: Pangeran William dan Pangeran Harry Setujui Penyelidikan Wawancara Putri Diana Kepada BBC

Padahal pemuda dinilai punya peran strategis bagi kemajuan nasional. Adiyana merefleksikan sejarah bangsa, di mana pemudalah yang menjadi motor penggerak perjuangan melalui Boedi Oetomo.

“Bagi mereka, berita politik di Indonesia cukup berat dan membosankan. Generasi Milenial justru lebih senang dengan berita-berita ringan dan dekat dengan dirinya,” katanya.

Baca Juga: UMK Jawa Barat 2021: 17 Daerah Naik, 10 Daerah Tetap

Senada dengan Adiyana, Adhitya Fathur Rohman selaku Ketua Liga Mahasiswa Nasdem Jabar menekankan perlunya peran pemuda. Pemuda merupakan estafet politik sekaligus pengawas politik.

“Pemuda memiliki idealisme serta pemikiran yang kritis, dalam artiaan mampu menjadi pengawal pilkada agar bersih tanpa politik uang dan juga yang melanggar hukum lainnya,” katanya.

Baca Juga: Sah! Ridwan Kamil Tandatangani UMK Jabar 2021: Karawang Tertinggi, Banjar Terendah

Ia mengimbau kepedulian para pemuda untuk menghilangkan stereotip politik sebagai sesuatu yang kejam. Karena pada akhirnya akan lahir pemimpin dari generasi muda.

Realitas sosial tentang keapatisan pemuda sangat mengkhawatrikan. Penting untuk terus diberi edukasi agar makna politik tak terbatas pada stereotip negatif.

Baca Juga: Kutip Ayat Al-Qur’an! Ridwan Kamil: Kalau Indonesia Mau Selamat, Taati Pemimpin!

Dalam diskusi tersebut, ditekankan agar pemuda mampu memperjelas posisi dalam berpolitik, sebagaimana demokrasi diharapkan berjalan.

Pemuda harus menentukan apakah sebagai motor penggerak atau yang digerakkan.

Baca Juga: RI-AS Tanda Tangani Kerja Sama 750 Juta Dolar

"Maka menjadi penting bagi kita sebagai pemuda di Indonesia khususnya Jawa Barat dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat, agar ke depannya mereka mampu memahami politik secara lebih luas," ucap moderator menarik kesimpulan diskusi.

Harapannya diskusi yang diadakan bisa memberikan nilai edukasi politik pada pemuda dan masyarakat, khususnya di daerah pilkada Jawa Barat.***

Editor: Arjuna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x