CerdikIndonesia - Sudah hampir satu tahun dunia menghadapi pandemic Covid-19 yang kian hari terus bertambah kasusnya. Banyak protokol Kesehatan yang diterapkan guna mencegah penyebaran virus ini. Salah satunya dengan menghindari keramaian dan tidak mengadakan perkumpulan.
Baca Juga: Indonesia Sampaikan Rencana Bikin Vaksin Merah-Putih ke WHO, Untuk Segera Atasi Pandemi Covid-19
Akan tetap, masyarakat di Indonesia, Thailand dan Filipina terpaksa harus turun ke jalan untuk melakukan aksi protes terhadap pemerintah di negara mereka. Pemerintah di sejumlah negara Asia Tenggara sepertinya membuat kebijakan yang menimbulkan amarah rakyatnya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Tegaskan Vaksinasi di Indonesia Sudah Sesuai Syariat Islam
Indonesia misalnya, masyarakat memprotes tentang pengesahan RUU Cipta Kerja yang mengakibatkan adanya aksi demonstrasi dengan resiko terpapar Covid-19 dengan tujuan untuk menyuarakan hak para buruh di Istana Negara. Sedangkan di Thailand, selama tiga bulan belakangan rakyat menggelar unjuk rasa agar Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca Juga: Tujuh Prajurit TNI Terbukti Homoseksual, PM Semarang Telah Jatuhkan Hukuman
Sebenarnya apa yang terjadi di tiga negara Asia Tenggara ini? Berikut rangkuman yang berhasil dikumpulkan
- Thailand
Sudah 3 bulan terakhir ini masrakyat Thailand berdemo untuk penurunan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dari jabatannya, mereka memprotes reformasi pada pemerintahan monarki. Ini merupakan bentuk dari kelelahan penduduk Thailand yang merasa tidak adil oleh kekuasaan pemerintahan yang monarki ditengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Luhut Pandjaitan Beri Ucapan Romantis ke Istrinya yang Ultah, Jomlo Jangan Baper
Demo yang terjadi di Thailand ini kemudian mengakibatkan keluarnya dekrit darurat yang melarang adanya pertemuan lebih dari lima orang dengan beralasan kondisi lingkungan yang sedang dilanda pandemi. Pemerintah Thailand juga membuat kebijakan tentang peraturan pembatasan media untuk bersuara. Kebijakan ini dibuat setelah ribuan masyarakat Thailand menuntut turunnya Prayuth Chan-ocha di Ibu Kota Thailand, Bangkok.