CERDIK INDONESIA - Kemenkom-UKM mengakui terdapat tantangan dalam mendorong UMKM agar sepenuhnya masuk dalam sarana digitalisasi. Pelaku UMKM di Indonesia masih banyak yang bingung dan tidak bisa membuat akun e-commerce untuk memasarkan produknya.
"Memang agak unik, spektrum UKM kita luas, contoh untuk persoalan password sama id masih bingung. Pemasaran UKM masih bingung. Kita tak bisa memandang semuanya berhasil ketika masuk digital," kata Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Kemenkop-UKM Wientor Rah Mada.
Meski begitu, Wientor menegaskan, kementeriannya terus berjuang keras mengubah mindset pemasaran konvensional menjadi digital. Karena, profit pelaku UMKM bisa lebih besar dari biasanya.
"Bagaimana mengubah mindset jualan konvensional, didorong ke digital, tantangannya beda, harus diperlakukan secara berbeda. Termasuk, bicara harga, teman-teman UKM konvensional, kebijakan harga mereka 40 persen profit," ucapnya.
Pelaku UMKM, kata Wientor, dapat memanfaatkan konsep distribusi digital dalam memasarkan produk. Seperti, misalnya dengan memperbanyak reseller maupun dropshipper.
"Ke ruang digital kesempatan pemasaran produk itu bisa lebih dari itu. Sebetulnya, dari sisi harga harus ada penyesuaian tidak hanya sisi produk, banyak penyesuaian yang harus dilakukan UKM," ujarnya.