LIVE, Kontroversi LGBT di Citayam Fashion Week! Benarkah CFW Tak Lagi Murni Menjadi Ajang Kreatifitas?

- 26 Juli 2022, 11:19 WIB
Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week /Instagram @citayamfashionweeks/

CERDIK INDONESIA - Demam Citayam Fashion Week sampai saat ini masih dirasakan. Citayam Fashion Week (CFW) dikawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat (Jakpus) masih menjadi fenomena yang melekat di masyarakat.

CFW bagaikan wadah baru bagi mereka yang ingin tampil di ruang publik, namun tak perlu menjadi yang berbeda. Sederhana dan apa adanya membuat ajang yang berawal dari komunitas anak remaja Citayam, Bojonggede dan Depok ini memiliki magnet kuat untuk diikuti.

Citayam Fashion Week yang sejatinya merupakan ajang fashion jalanan itu pun tidak hanya oleh masyarakat sekitar namun digandrungi selebriti hingga tokoh publik.

Namun, Citayam Fashion Week kini menolehkan sisi gelap. Tidak hanya menjadi ajang fashion jalanan, tetapi CFW juga dimanfaatkan para laki-laki kemayu untuk berlenggak-lenggok berpenampilan seperti wanita dan melakukan aktualisasi diri.

Baca Juga: Nasihat Ridwan Kamil untuk Baim Wong soal HAKI Citayam Fashion Week : dicabut saja!

Seperti yang diketahui, kini beredarnya sebuah video dari akun TikTok @JanganRusakindonesia yang menyebutkan Citayam Fashion Week sebagai sarang dari kaum LGBT .

Video yang telah ditonton sebanyak 2,7 juta kali itu, mengungkapkan beberapa alasan mengapa dirinya tidak menyukai Citayam Fashion Week.

Kemudian, tunjukkan beberapa 'tokoh' Citayam Fashion Week yang menjadi sorotan dengan gayanya yang berbeda dari laki-laki pada umumnya.

Baca Juga: Ngeri, Wabah Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global yang Menjadi Perhatian Dunia 

Lendsey Afsari Putri yang merupakan Aktivis Perempuan, menyampaikan perspektifnya mengenai fenomena Citayam Fashion Week ini. Ia mengatakan bahwa dengan adanya Citayam Fashion Week ini kita harus memberikan apresiasi karena para remaja di CFW ini telah menciptakan peluangnya sendiri namun tetap harus ada aturannya.

“Mereka menciptakan peluangnya sendiri, mereka berkreatifitas, berkarya itu jangan sampai membuat mereka berkecil hati kalau sudah banyak hal-hal pro kontra yang membuat mereka harus dibatasi terlalu luas,” kata Lendsey yang disampaikan di Apa Kabar Indonesia Pagi pada Selasa, 26 Juli 2022 .

Manurut Lendsey bahwa yang namanya kreativitas, unjuk aktualisasi, eksistensi semua dalam kehidupan itu harus  mengikuti aturannya.

"Tapi lagi-lagi namanya kreativitas, namanya unjuk aktualisasi, semua dalam kehidupan itu kita semua punya aturan. Aturan itu berbagai, mulai dari aturan agama, norma berkehidupan, budaya dan aturan hukum yang berlaku sebagai bangsa Indonesia. Idiologi kita Pancasila kemudia kita punya Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia maupun perkawinan yang terkait dengan LGBT,” tuturnya.

Lendsey juga menegaskan peran penting bagi orang tua dan bagi orang-orang yang memiliki kebijakan publik untuk memberikan sosialisasi, edukasi dan advokasi.

“Termasuk pro kontra LGBT. Karena ternyata menyimpang, melanggar aturan norma. Bahwa kita itu beragama, di dalam agama diajarkan ada adabnya. Kita khususnya sebagai umat islam, adabnya janganlah kalian berpakaian dan berprilaku sesuai dengan jenisnya artinya pakaian laki-laki dan berprilaku seperti perempuan begitupun sebaliknya perempuan,” tegasnya.

Lanjut, aktivis perempuan itu, bahwa memang ada aturan hukum tentang Hak Asasi Manusia dimana siapapun bebas berekspresi. Namun dengan kebebasan itu tetap harus ada aturannya agar tidak mengganggu keutuhan berbangsa.

“Kemudian norma budaya, kita bangsa Indonesia ketimuran apa pantas pantas, kemudian adat - kebiasaan semua mengatur hal itu, dan yang terakhir tentang hukum aturan di Indonesia, Undang-undang pasal 39 tentang Hak Asasi Manusia memang dipersilahkan bebas berekspresi. Tapi bebas itu ada aturan yang tidak boleh melanggar norma, kesusilaan, kesantunan, budaya dan yang lainnya sehingga akan menimbulkan potensi untuk mengganggu dan mengganggu keutuhan berbangsa,” sambungnya.

Baca Juga: BERITA BREAKING: Bali Diguncang Gempa Berkekuatan 3,7 Magnitudo, Tidak Ada Korban dan Kerusakan Fasilitas

Narasumber yang dihadirkan secara live di Apa Kabar Indonesia Pagi tersebut, tidak hanya dari aktivis perempuan saja yang memberikan perspektif mengenai fenomena Citayam Fashion Week ini. Namun ada juga seorang penceramah yaitu Ustadz Hilmi Firdausi.

Menurut Ustadz Hilmi Firdausi mengenai fenomena citayam Fashion Week ini kuncinya tertib, yaitu tertib hukum, norma dan juga keagamaan.

Ustadz Hilmi menyampaikan bahwa, sejak awal kemunculan anak SCBD di Dukuh Atas ini kemudian dengan adanya Citayam Fashion Week itu semakin banyak dijadikan isu.

Saya melihat dari awal kemunculan anak SCBD di Dukuh atas ini kemudian ada Citayam Fashion Week itu mulai banyak ditutup oleh berbagai macam kelompok, yang paling terlihat memang dari LGBT itu. Makin kesini makin banyak di Sosmed karena trendnya di media sosial. Makin banyak, makin buming dan makin banyak dijadikan isu , jadi kalua mau terkenal di CFW maka cara berpakaian dengan gaya seberbeda mungkin dengan orang lain, kata Ustadz Hilmi.

Penceramah itu mengatakan bahwa kemungkinan ramaja Citayam Fashion Week itu benar mengetahui terkait LGBT itu atau mereka hanya sekedar ikut-ikutan saja.

“Nah saya engga tahu apakah mereka tahu LGBT beneran ataukah hanya ikut-ikutan saja. Karena ini mungkin teguran bagi orang tua, sebagai orang tua kita mungkin abai menyikapi fenomena ini,”tuturnya.

“Kalau hanya sekedar kreativitas anak remaja yang berani berkreasi dengan OOTD yang seadanya dan tidak malu dan mungkin itu tampak bagus . Tapi Ketika ada hal-hal yang mudorot yang ada kurang baik dibalik itu. Seperti ada pergaulan bebas dan terlihat di Medsos adda anak kecil yang mulai cinta-cintaan, pacarana dan begitu eksisnya kaum-kaum LGBT. Sehingga ini harus menjadi perhatian orang tua,” sambungnya.

Sebagai penutup Ustadz Hilmi menambahkan bahwa terkait fenomena ini memang sangat mengkhawatirkan. ***

 

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah