Jabar Terima 100.000 Flocked Swab HS-19 Karya UI, Diharapkan Percepat Deteksi Covid-19 ke Masyarakat

27 Oktober 2020, 15:48 WIB
Flocked swab HS-19 /

CerdikIndonesia - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat  mendapat 100.000 flocked swab HS-19 hasil karya sendiri dari Universitas Indonesia (UI) yang diharapkan dapat menunjang percepatan uji usap (swab test) dalam mendeteksi virus Covid-19. 

 

Baca Juga: 30 Menit Dirilis, Video Klip Golden Harry Styles Trending di Twitter dan Tembus 1,3 Juta Penonton

 

Flocked swab HS-19 merupakan alat bantu berbentuk seperti korek kuping dengan ukuran lebih panjang yang berfungsi  untuk mengambil cairan hidung tenggorok, dimana dari cairan yang diambil itulah petugas laboratorium bisa mendeteksi virus Covid-19 melalui metde PCR (Polymerase Chain Reaction). 

 

Baca Juga: Pandemi Tuntut Masyarakat Kreatif Ciptakan Aneka Pangan Terbaru

 

Menurut Ketua Divisi Kerja Sama, Logistik, Bantuan Sosial (KLBS) pada Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Arifin M. Soendjaya, flocked swab yang diterima Jawa Barat baru akan diambil pada Senin (26/10/2020) dan akan disimpan di Gudang Logistik Satgas Jabar untuk selanjutnya didistribusikan ke RS dan puskemas di kab/kota.

 

Baca Juga: Tujuh Guru Besar Unpad Masuki Masa Purnabakti, Rektor Sampaikan Apresiasi

 

"Dengan tambahan floacked swab uji usap warga lebih cepat sehingga mudah memetakan penyebaran virus maupun penanganan pasien Covid-19 di Jabar, kata Arifin, Sabtu (24/10/2020).

 

Arifin mengatakan,  kepastian hasil swab menentukan langkah selanjutnya dalam penatalaksanaan klinis. Semakin cepat tata kelola klinisnya maka akan semakin cepat tracing sehingga mencegah penyebaran Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian.

 

"Pemda Provinsi Jabar mengapresiasi bantuan alat ini karena murni merupakan karya inovatif dalam negeri.  Kandungan komponen flocked swab ini hampir 100% produk lokal Indonesia. Ini sesuai dengan lima prinsip penanggulangan Covid-19 di Jabar: proaktif, ilmiah, transparan, inovatif, dan kolaboratif," ucapnya.

Baca Juga: Covid-19 Ditutupi, Epidemiolog: Beberapa Pemda Kurangi Tes Agar Tidak Terlaporkan Kasus Meningkat

 

Divisi KLBS membawahi Sub Divisi Kerja Sama yang memiliki delapan kemitraan, di antaranya terkait pengadaan dan penyaluran bantuan pangan non tunai, pemanfaatan teknologi untuk penanganan Covid-19. 

 

Bantuan dari UI ini sejalan dengan semangat Jabar dalam perang melawan Covid-19 yakni mengutamakan kemandirian dan menghargai upaya – upaya sendiri yang tidak mengandalkan bantuan luar negeri. 

 

Pemda Provinsi Jabar bangga ada universitas di Depok, Jabar berhasil memproduksi alat medis yang penting. Flocked swab buatan dalam negeri berangkat dari kelangkaan alat ini dalam upaya 3T (tracing, testing, treatment).

 

WHO merekomendasikan semua negara melakukan 3T dengan metode PCR karena hasilnya lebih akurat dibandingkan rapid test (RDT). Jabar kini sudah mulai meninggalkan rapid test dan intens dengan uji usap. 

Baca Juga: Cek Hoaks: Masker Sebabkan Penderita Hipotiroid Positif Covid-19? Inilah Penelusurannya

 

Saat ini kapasitas uji usap Jabar 514.638 sementara RDT 363.033 (Pikobar, 24/10/2020). Uji usap Jabar telah melebihi standar WHO yakni 1 persen dari populasi. Diasumsikan jumlah penduduk Jabar 50.000 (saat ini masih Sensus Penduduk 2020), maka tes PCR yang harus dilakukan sesuai standar WHO adalah 500.000.  

 

Dalam memproduksi alat ini, UI membentuk konsorsium yang terdiri dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI) dan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI (FKUI). 

 

Beberapa mitra industri UI juga berpartisipasi seperti Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor  Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures, PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima. 

Baca Juga: Covid-19 Ditutupi, Epidemiolog: Beberapa Pemda Kurangi Tes Agar Tidak Terlaporkan Kasus Meningkat

 

Flocked swab HS-19 pertama dibuat Mei 2020 dan terus mengalami penyempurnaan baik dari sisi produksi dan proses kerja. Flocked swab made in Indonesia HS-19 ini telah diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium  Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien.

Baca Juga: Cek Hoaks: Masker Sebabkan Penderita Hipotiroid Positif Covid-19? Inilah Penelusurannya

“FTUI juga telah  menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL)  untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi,” kata Dekan FTUI, Dr. Hendri. 

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler