Sanggar Seni Dolok Sipiak Lahir Karena Ingin Melestarikan Seni di Danau Toba

9 Agustus 2021, 18:48 WIB
Seni Dolok di Danau Toba /

CerdikIndonesia - Kehadiran Sanggar seni Dolok Sipiak  sebagai Wadah dan sarana kaum muda mengekspresikan jiwa seninya, menghiasu dan mengisi eksotisme daya tarik wisata ke Danau Toba, khususnya Parapat Ajibata sehingga ikut menggairahkan minat para pengunjung.

Agendanya Sanggar Seni Dolok Sipiak adalah menjadikan sarana dan lokasi seni sebagai tujuan wisata yang bisa memanjakan mata setiap para pengunjung dengan pesona Danau Toba dari Jendela Parapat, Kelurahan Tigaraja, kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.

Hal itu di sampaikan Pembina Rumah Sanggar seni Dolok Sipiak Corry P Panjaitan kepada awak media, Sabtu 07 Agustus 2021 bahwa Dolok Sipiak memiliki peran dan tanggung jawab dalam melestarikan kesenian tradisional demi menarik Daya Tarik Wisata ke Danau Toba.

Baca Juga: Arya Pering Ambirawa Kembali Terpilih Menjadi Ketua Umum Dalam Kongres Nasional IHGMA II di Danau Toba

 

"sebagai wadah, tempat bernaung dan belajar sejumlah kaum muda yang berjiwa seni, termasuk media edukasi baik pendidikan maupun latihan mengkolaborasi seputar seni dan budaya melalui pertunjukan yang ditekuni, dan juga sebagai media hiburan bagi masyarakat sekitar dan peminat seni sekaligus tempat bersilaturahmi para insan muda berjiwa seni se Parapat dan Danau Toba." Ungkap Corry.

 

Awal Mula Sanggar Seni Dolok Sipiak

Banyak tantangan dihadapi Rumah Sanggar Seni Dolok Sipiak sejak berdiri mulai dari titik nol hingga menjadi salah satu komunitas yang menampung dan menggali bahkan menampilkan kreatifitas pelaku seni di Parapat Ajibata saat ini.

Awalnya Tahun 2003 saat pembina RSDS Corry mulai berpetualang menjelajahi kawasan Danau Toba, akhirnya Tahun 2009 membentuk komunitas seniman anak muda, SENAPAS Community, terdiri dari seniman-seniman Parapat Ajibata.

Baca Juga: Setelah Sangihe, Kini Danau Toba Terancam Dicemarkan oleh Perusahaan Kertas PT TPL

 

Komunitas Seni Naposo Parapat Ajibata Sekitarnya (SENAPAS Community) adalah kumpulan anak-anak muda (Naposo) yang memiliki kesamaan bakat dan talenta dalam bidang SENI modern atau tradisional (Toba, Simalungun, Karo, Nias, Dairi, Pakpak, Mandailing) yang berdomisili di Parapat Ajibata Sekitarnya.

SENAPAS Community merupakan suatu wadah untuk mengexplore, mengembangkan serta menyalurkan skill, bakat dan talenta  anak-anak muda dalam berkarya di bidang seni sebagai upaya pembinaan pada generasi muda di Parapat dan Ajibata kala itu.

Baca Juga: Sandiaga Uno Kunjungi Makam Nomennsen di Toba Samosir, Ia Mendorong Pengembangan Wisata Sejarah di Danau Toba

 

Music is my life, Life is a song !!!

Tahun 2009 Senapas mulai berkreasi dengan menggunakan lahan kosong Pemkab Simalungun di atas bukit Sipiak Mess Kantor Camat Girsang Sipanganbolon untuk kegiatan seni dan latihan, dengan membangun sendiri pondok saat itu untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.

Dari nama bukit atau Dolok Sipiak itu akhirnya Senapas community bertransformasi nama menjadi Rumah Seni Dolok Sipiak, dan diresmikan pada tanggal 7 Des 2014.

 

Baca Juga: Uspika Girsang Sipanganbolon Beri Surprise HUT Bhayangkara ke 75 ke Mapolsek Parapat

Sanggar Dolok Sipiak bergerak di berbagai bidang seni dan kegiatan yang dilakukan anak sekolah.

Menurut Corry menjadi kebanggaan tersendiri baginya karena kesukaan dalam dunia anak anak.

"Disana saya bangga jadi perempuan karena dipanggil jadi Ibu." Tuturnya.

Sebelumnya RSDS diresmikan Corry sudah fokus dengan pengembangan wisata di Parapat Ajibata pada Tahun 2011 dan mendapat tanggung jawab sebagai salah satu manager di Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) hingga saat ini.

Tanggungjawabnya sebagai manager
di BPGKT,  akhirnya dia sinkronkan dengan kegiatan sanggar Seni Dolok Sipiak.

"saya tetap jalankan tugas saya untuk edukasi, konservasi dan pemberdayaan masyarakat, dalam membentuk kawasan geosite dengan tujuan menjadi geosite mandiri dan bisa mensejahterakan masyarakat sekitar, menyentuh dan memasuki desa desa dengan harapan bisa dijadikan desa wisata." imbuhnya.***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler