NGERI! Tren Bunuh Diri di Jepang Melonjak, PM Khusus Pilih Menteri Untuk Tangani Kesepian

- 21 Februari 2021, 05:50 WIB
DEPRESI - Merenung, cekikikan, senyum-senyum sendiri bahkan mendadak menangis, bisa jadi, merupakan indikasi bahwa seseorang sebentar lagi jadi gila. Inilah salah satu dampak dari depresi lantaran kesepian. Tanpa penanganan medis, maka orang seperti ini bisa bunuh diri.//PIXABAY/
DEPRESI - Merenung, cekikikan, senyum-senyum sendiri bahkan mendadak menangis, bisa jadi, merupakan indikasi bahwa seseorang sebentar lagi jadi gila. Inilah salah satu dampak dari depresi lantaran kesepian. Tanpa penanganan medis, maka orang seperti ini bisa bunuh diri.//PIXABAY/ /

CERDIK INDONESIA - Jepang hingga saat ini masih berjuang untuk dapat mengendalikan penyebaran pandemi covid-19.

Di negeri matahari terbit tersebut tercatat kasus Covid-19 telah mencapai angka 420 ribu kasus dengan tingkat kematian hingga 7.218.

Pandemi ini juga diyakini menjadi penyebab meroketnya angka bunuh diri di Jepang selama 11 tahun terakhir.

Baca Juga: Kronologi Kehadiran Kapal Mewah Berisi 18 Awak Beda Negara yang Masuk Perairan Aceh Hingga Diperiksa Aparat

Hal tersebut membuat pemerintah Jepang terus membatasi pergerakan sosial masyarakatnya guna mengurangi resiko penularan virus Covid-19.

Namun pemberlakuan pembatasan pergerakan mobilitas masyarakat membuat masyarakatnya sendiri menjadi kesepian di kediamannya masing-masing.

Kesepian di Jepang melanda grup usia yang berbeda, termasuk anak-anak, pemuda, wanita dan orang tua.

Menanggapi masalah tersebut, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga pun menciptakan posisi Menteri kesepian di kabinetnya untuk menangani masalah yang ditimbulkan isolasi sosial, Jumat, 19 Februari 2021.

Jabatan Menteri Kesepian akan diemban oleh Tetsushi Sakamoto, yang akan bekerja sebagai koordinator dalam berbagai upaya pemerintah dan departemen dalam mengurusi masalah ini.

Halaman:

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x