Kisruh Penangkapan Edhy Prabowo, ini 5 Alasan Harga Lobster Sangat Mahal di Dunia

- 25 November 2020, 12:18 WIB
Lobster dewasa di perairan laut.
Lobster dewasa di perairan laut. /Photo - Pixabay.com/axistravel

CerdikIndonesia – Heboh pemberitaan seputar Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dikaitkan erat dengan kebijakannya yang memperbolehkan ekspor benih lobster.

Sebelumnya pada Juli 2020, Edhy Prabowo menyatakan kembali membuka peluang ekspor benih lobster yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020.

Sebenarnya apa yang menyebabkan nilai ekonomi lobster mulai dari benih hingga lobster dewasa dianggap memiliki nilai jual yang tinggi dan prestisius?

Baca Juga: KPK Tangkap Edhy Prabowo, ini Perbandingan Nilai Ekonomi Benih Lobster dengan Lobster Dewasa

Tak hanya di Indonesia, lobster dewasa juga menjadi hidangan fine-dine di restoran mewah atau hotel berbintang lima di berbagai negara.

Pada tahun 2017, Business Insider berhasil menjawab pertanyaan banyak pihak terkait alasan harga bombastis dari seekor lobster dewasa secara ilmiah.

Pertama, lobster yang termasuk dalam keluarga crustacean secara natural memang tumbuh perlahan-lahan yang menyebabkan budidaya lobster tidaklah mudah dan memakan waktu lama.

Diperkirakan dari benih hingga mencapai ukuran yang legal diperjual belikan membutuhkan waktu lima hingga tujuh tahun. Lobster dengan usia yang lebih tua, sekitar 15-100 tahun akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi karena ukurannya yang sangat besar.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, ini Kisah di Balik Kebijakan Ekspor Benih Lobster

Kedua, membudidayakan lobster membutuhkan banyak upaya karena lobster sangat mudah terserang penyakit menular epizootic shell disease berupa bakteri yang akan memakan cangkang mereka dan perlahan-lahan juga akan menggerogoti dagingnya.

Bakteri epizootic shell disease juga akan menyebabkan tampilan lobster dewasa menjadi tidak mulus dan tidak mungkin diperjual belikan di pasaran.

Ketiga, bayi lobster yang sudah berkembang dari benih belum tentu dapat bertahan hidup karena bayi lobster akan mengapung di permukaan air dan sangat rentan menjadi hidangan ringan hewan laut lainnya.

Baca Juga: Edhy Prabowo, Mantan Atlet Pencak Silat nasional hingga Menteri Kelautan dan Perikanan

Setelah bayi lobster berganti kulit empat kali, barulah ia menyerupai wujud lobster dewasa dan bisa berenang ke bawah permukaan air untuk melindungi diri dari predator.

Keempat, tantangan menjaga lobster tetap hidup dalam perjalanan selama pengiriman. Lobster yang dimasak dalam keadaan hidup memiliki rasa manis dan segar lebih nikmat daripada lobster yang dimasak dalam keadaan sudah mati atau beku.

Seseorang yang mengkonsumsi lobster yang sudah mati, dikhawatirkan akan terjangkit sejumlah bakteri. Selain itu daging lobster yang dimasak saat sudah mati memiliki daging yang lebih keras dan a lot.

Selain aspek tantangan budi daya dan sistem pengantaran lobster yang rumit, alasan yang menjadikan lobster memiliki nilai jual harga yang sangat mahal adalah karena lobster termasuk bahan makanan yang sulit diolah.

Kelima, memasak lobster membutuhkan kemampuan tingkat tinggi dan ketepatan waktu yang akurat. Lobster yang dimasak kurang matang akan membuat daging menempel pada cangkang dan sulit dikeluarkan.

Sedangkan memasak lobster dalam waktu yang terlalu lama dan tidak segera dikonsumsi, akan menyebabkan daging lobster menjadi keras dan alot. ***

Editor: Arjuna

Sumber: Business Insider/lobster


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x