Contoh saja saat pemilu periode sebelumnya dimana media massa Korut DPRK Today menyebut calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton sebagai orang yang "membosankan dan lemah."
Baca Juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Kembalikan Masker Pesanannya Hanya Karena Kwalitasnya Terlalu Baik
Lebih jauh ternyata Korut sudah melakukan provokasi kepada pilpres AS selama 32 babakan pemilu Paman Sam sejak tahun 1956.
"Ini adalah taktik lama Korea Utara untuk mencoba bernegosiasi dengan AS dari posisi yang kuat. Dengan melakukan provokasi, mereka menempatkan diri pada posisi sebagai pemain yang memegang kartu AS," ujar Victor Cha, mantan Dewan Keamanan Nasional AS.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di zonajakarta.pikiran-rakyat.com dengan judul:
Tak Peduli Hasil Pilpres AS, Donald Trump Perintahkan Pembom Nuklir B-1B Lancer Dekati Korea Utara
Namun Cha yakin jika Korut sebenarnya hanya ingin Trump yang memenangkan pilpres AS.
"Saya yakin Korut menyukai Trump. Trump bertemu dengan pemimpin mereka tiga kali dan mengatakan hal-hal baik tentang pemimpin mereka."
Baca Juga: Polisi Cek Lebih Lanjut Kasus Habib Rizieq
"Dan mereka mungkin melihat Biden sebagai kelanjutan dari Presiden Barack Obama dan mereka tidak menyukai AS yang seperti itu," kata Cha.***
(Beryl Santoso/Zona Jakarta)