CerdikIndonesia - Santri kekinian tetap bisa berjihad di jalan agama, tanpa harus mengangkat senjata atau berperang. Caranya dengan menjadi sosok panutan alias role model bagi generasi milenial.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Bisnis Aquascape Banjir Pesanan
Penyataan tersebut disampaikan Wali Kota Pekalongan, Saelany Mahfudh, saat acara Teras Wali Kota, di Guest House, Jumat (23/10/2020). Menurut wali kota, santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama, namun juga ilmu umum.
Baca Juga: Selamat, Pustakawan Magelang Sabet Juara 2 Nasional
“Ini yang dikehendaki pada masa sekarang, tidak hanya pintar namun juga benar. Selaras dengan visi misi kami, santri menjadi salah satu prioritas kami untuk menjadikan santri sebagai sosok yang akhlakul karimah,” ungkap Saelany.
Baca Juga: Jokowi Bertolak ke Sumut Tinjau Lumbung Pangan Baru
Senada, Rektor IAIN Pekalongan, Ade Dedi Rohayana, mengungkapkan, banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari sosok santri. Salah satunya, semangat juang untuk terus belajar.
“Semangat santri dalam berjuang, belajar ilmu agama dan juga ilmu umum, patut dicontoh oleh anak-anak zaman sekarang,” imbuh Ade.
Baca Juga: Menkominfo Gandeng Gubernur DIY untuk Digitalisasi Aksara Jawa
Ketua Remaja Masjid Indonesia (RMI) Kota Pekalongan, Kiai Abdul Kholid Ma’rufi, menjelaskan, perjuangan santri masa kini tentunya berbeda dengan santri zaman penjajahan, yang harus berjuang dengan berperang untuk membela bangsa.
Santri masa kini tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, termasuk perkembangan Iptek.
Baca Juga: Tak Tertib Pakai Masker, Kena Sanksi Sosial Berupa Sapu Jalan
Model pembelajaran agama di ponpes terbagi dua, yakni model kaderisasi ulama, dan model menyelamatkan generasi.
Mayoritas pondok pesantren (ponpes) di Kota Pekalongan menggunakan model menyelamatkan generasi.
Baca Juga: Asam Jawa Bisa Jadi Pewarna Batik Lho, Ini Prosesnya
Ke depan, Kiai Abdul berharap dapat muncul ponpes model kaderisasi ulama untuk menjawab krisis ulama di Kota Pekalongan. Terlebih, generasi muda saat ini cenderung kurang tertarik untuk menjadi ulama.