Pandemi Ubah Gaya Hidup, IKM Harus Mulai Lirik Teknologi Digital

- 27 Oktober 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi pembuatan konten digital: PANDi berencana akan melakukan digitalisasi aksara daerah termasuk aksara Jawa sebagai bagian dari pelestarian dan didukung Pemerintah DIY.
Ilustrasi pembuatan konten digital: PANDi berencana akan melakukan digitalisasi aksara daerah termasuk aksara Jawa sebagai bagian dari pelestarian dan didukung Pemerintah DIY. /Pixabay/Free-Photos/

CerdikIndonesia - Kementerian Perindustrian menilai pentingnya pemanfaatan teknologi digital seperti cloud computing dan internet of things (IoT) dalam upaya mendorong produktivitas sektor manufaktur, termasuk industri kecil menengah (IKM) di tengah pandemi Covid-19.

 

Langkah ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

 

 Baca Juga: Menaker Keluarkan SE Upah Minimum 2020 Pada Masa Pandemi Covid-19, Gubernur Lakukan Penyesuaian!

 

“Pandemi Covid-19 memang menjadi permasalahan dunia terutama adanya aturan pembatasan sosial. Sebab, diterapkannya social distancing, membuat terjadinya pergeseran dalam gaya hidup termasuk perputaran roda bisnis,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (26/10).

 

Untuk itu, guna menekan dampak pandemi, salah satu yang menjadi perhatian Kemenperin adalah menjaga aktivitas pelaku usaha di dalam negeri dengan memanfaatkan penggunaan teknologi berupa Cloud Computingmaupun IoT. Menurut Gati, perkembangan teknologi digital mendorong terciptanya banyak terobosan baru.

 

Baca Juga: Baru Dibuka, RS Leimena Ambon Gratiskan Layanan ke Pasien

 

“Misalnya, manfaat penggunaan cloud computing mulai dari keamanan digital yang digunakan, jaringan, pusat data, dan server yang mumpuni. Selain itu, pemanfaatan dari sistem IoT akan menghubungkan teknologi, informasi, dan komunikasi secara mudah,” paparnya.

 

Keunggulan dua teknologi tersebut dinilai berguna dalam menjaga keberlangsungan usaha sektor IKM. “Betul sekali kalau sentuhan teknologi ini akan membawa dampak yang besar bagi bisnis sektor IKM, khususnya saat masa pandemi ini,” imbuhnya.

 

Guna mengakselerasi penggunaan teknologi digital di sektor industri, Gati berharap perlunya banyak provider teknologi cloud computing maupun IoT yang dapat menopang proses produksi secara lebih efisien. “Jadi, pentingnya membentuk ekosistem solusi yang dapat menjembatani kebutuhan industri dan masyarakat,” ujarya.

 Baca Juga: Inilah Upaya Indonesia dalam Memandang Konflik Laut Cina Selatan

 

Managing Director Datacomm Cloud Business Sutedjo Tjahjadi mengatakan, pihaknya sudah memulai bisnis Cloud Computing sejak enam tahun lalu. Teknologi ini dinilai membuat semua pekerjaan menjadi serba praktis dan tidak perlu menggunakan infrastruktur yang besar. Bahkan cloud computing dapat meminimalisir biaya pengeluaran perusahaan.

 

Baca Juga: Cek Hoaks: Benarkah Nomor IMEI Bisa Untuk Sadap Ponsel?

 

“Era yang makin digital, komputer semakin menyentuh semua kehidupan kita terutama saat pandemi ini dan online menjadi suatu yang critical untuk dilakukan secara berkesinambungan dalam kehidupan kedepannya,” ucapnya.

 

Untuk itu, Kemenperin telah meluncurkan program Startup4Industry agar dapat menjembatani antara kebutuhan industri dengan pelaku startup sebagai penyedia teknologi. Program ini diluncurkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan mengusung tema Indonesia Percaya Diri Dengan Teknologi Dalam Negeri.

 Baca Juga: KAI Bantu Korban Banjir Garut

 

Tenaga Ahli program Startup4Industry, Ditjen IKMA Kemenperin, Endang Suwartini mengungkapkan, perkembangan teknologi imersif perlu mendapat perhatian pemerintah karena terbukti dapat menciptakan lapangan kerja baru. Misalnya, tren penggunaan Augmented Reality dan Virtual Reality (AR/VR) di masa pandemi ini meningkat mulai dari penggunaan untuk gamming hingga digunakan untuk industri, edukasi, pelatihan maupun pariwisata.

 

“Semakin berkembangnya industri AR/VR ini akan mendorong industri elektronika di Indonesia agar dapat mulai mengembangkan research and development untuk pengembangan hardware-nya,” kata Endang.

 Baca Juga: Anggaran Rp. 69.96 Miliar untuk ‘Jurassic Park’ di Pulau Rinca Tempat Komodo Tinggal

Andes Rizky selaku Ketua Asosiasi AR/VR Indonesia (INVRA) menjelaskan, saat ini adalah momentum bagi industri AR/VR Indonesia untuk bangkit seiring masuknya teknologi imersif sebagai lapangan usaha baru yang diakui pemerintah melalui publikasi Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

 

Bahkan, industri AR/VR Indonesia pun sudah merambah ke luar negeri, di antaranya telah mengerjakan proyek AR/VR di Jepang dan Myanmar.

Editor: Shela Kusumaningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x