Amnesty International dan Human Rights Watch telah melayangkan protes atas penahanannya dan Amnesty International menetapkan Filep Karma sebagai tahanan hati nurani.
Lahir tahun 1959 di Pulau Biak, Papua, Karma dibesarkan di keluarga kelas atas yang aktif di perpolitikan daerah.
Ayahnya, Andreas Karma, adalah pegawai negeri sipil didikan Belanda yang lanjut bekerja untuk pemerintah Indonesia pasca-kemerdekaan. Andreas adalah bupati Wamena dan Serui. Sedangkan Constant Karma, yang merupakan sepupu Filep, menjabat sebagai wakil gubernur Papua.
Filep Karma kecil dipengaruhi oleh serangan dini hari ke rumahnya oleh tentara Indonesia yang merusak perabotan di rumahnya.
Ia kemudian mengenyam pendidikan di Solo, Jawa Tengah, sebelum menjadi pegawai negeri sipil seperti ayahnya.
Ia berangkat ke Manila untuk kuliah selama satu tahun di Asian Institute of Management dan tidak menyelesaikan studinya.
Baca Juga: Cara Ikut Meet and Greet Song Joong Ki di Jakarta Gratis, Catat Tanggal dan Lokasinya!