CerdikIndonesia - Hujan dari tadi pagi hingga sore pada hari Selasa 14 September 2021 mengguyur Jawa Barat dan Jakarta.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan wilayah DKI Jakarta hingga Jawa Barat siaga banjir. Penetapan level siaga ini akan berlaku pada 13-15 September 2021.
BMKG menetapkan level siaga banjir itu menyusul adanya prediksi cuaca ekstrem yang akan terjadi di provinsi tersebut.
Baca Juga: Waspada! BMKG Prakiraan Akan Terjadi Hujan Lebat di Indonesia, Berikut Daftar Wilayahnya
Siaga Banjir tersebut bakal terjadi sekitar DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga 3 (tiga) hari ke depan, yakni tanggal 15 September 2021, untuk level siaga," kata Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, dalam keterangannya, Selasa 14 September 2021.
Ditambahkan lagi, Guswanto mengatakan cuaca ekstrem tersebut terjadi akibat mulai aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer yang melewati wilayah Indonesia.
Dirinya menyebut fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin akan terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," ucapnya.
Selain hujan, Ia menjelaskan pertemuan kecepatan angin mengakibatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
Mengenai suhu muka laut yang masih hangat hingga tingginya kelembapan udara juga mendukung fenomena cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Banjir Rendam Dua Kabupaten di Kalimantan Selatan, BMKG Rilis Peringatan Dini
"Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan. Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," ujarnya.***