PIDATO LENGKAP Presiden Joko Widodo di Sidang MPR RI: 6 Fokus Pemerintah Pada Tahun 2022

- 16 Agustus 2021, 15:20 WIB
Jokowi Apresiasi Kinerja Lembaga Keuangan dan Peradilan dalam Pidato Kenegaraan di Senayan
Jokowi Apresiasi Kinerja Lembaga Keuangan dan Peradilan dalam Pidato Kenegaraan di Senayan /KarawangPost/dpr.go.id

CerdikIndonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pidato kenegaraan di sidang MPR RI bersama DPR, dan DPD jelang HUT ke-76 RI di Gedung Parlemen Ruang Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin 16 Agustus 2021.

Dalam pidato tersebut, Presiden menyampaikan 6 fokus utama yang akan dijalankan pemerintah di APBN 2022.

Apa saja yang akan dijalankan pemerintah selama tahun 2022?

 

Pertama menurutnya, melanjutkan upaya pengendalian Covid-19 dengan tetap memprioritaskan sektor kesehatan. Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan.

 

Baca Juga: Jokowi Langgar Aturannya Sendiri, Tokoh Papua: PPKM Berjilid2, Kerumunan Berjilid2

"Ketiga, memperkuat agenda peningkatan SDM yang unggul, berintegritas, dan berdaya saing. Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi." kata Jokowi dalam Pidato Pengantar RUU APBN Tahun Anggaran 2022 Beserta Nota Keuangan, Senin 16 Agustus 2021.

"Kelima, penguatan desentralisasi fiskal untuk peningkatan dan pemerataan kesejahteraan antar daerah. Keenam, melanjutkan reformasi penganggaran dengan menerapkan zero-based budgeting untuk mendorong agar belanja lebih efisien, memperkuat sinergi pusat dan daerah, fokus terhadap program prioritas dan berbasis hasil, serta antisipatif terhadap kondisi ketidakpastian." tambahnya.

Dengan mencermati dinamika perekonomian dan perkembangan penanganan Covid-19, sebut Jokowi, arsitektur kebijakan fiskal harus antisipatif dan responsif, dengan tetap menjaga keseimbangan antara kemampuan countercyclical dengan upaya pengendalian risiko agar keberlanjutan fiskal jangka panjang tetap dapat dijaga.

Baca Juga: Jokowi dan Menteri Pertanian Kukuhkan Maulana Wiga Menjadi Duta Petani Milenial

 

"Karena itu, konsolidasi dan reformasi fiskal harus terus dilakukan secara menyeluruh, bertahap, dan terukur, meliputi penguatan sisi penerimaan negara dan perbaikan sisi belanja serta pengelolaan pembiayaan yang prudent dan hati-hati, untuk mewujudkan pengelolaan fiskal yang lebih sehat, berdaya tahan, dan mampu menjaga stabilitas perekonomian ke depan," ujarnya.

Jokowi menambahkan, lonsolidasi fiskal tahun 2022 akan lebih fokus untuk mendukung pelaksanaan reformasi struktural, terutama akselerasi pembangunan SDM, melalui reformasi bidang kesehatan, perlindungan sosial, dan pendidikan. 

Selain itu, reformasi struktural juga diarahkan untuk perbaikan fondasi ekonomi, melalui reformasi regulasi dan birokrasi serta dukungan sektoral yang mendorong pertumbuhan. 

"Pemerintah juga melanjutkan komitmen menurunkan kemiskinan, terutama penghapusan kemiskinan ekstrem, dan mengurangi ketimpangan. Reformasi fiskal juga terus dijalankan melalui optimalisasi pendapatan, penguatan belanja berkualitas atau spending better, serta inovasi pembiayaan. Upaya optimalisasi pendapatan ditempuh melalui penggalian potensi, perluasan basis perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, dan optimalisasi pengelolaan aset serta inovasi layanan. Dengan demikian, angka rasio perpajakan dapat diperbaiki untuk penguatan ruang fiskal, dengan tetap melindungi kepentingan rakyat kecil," tambah Jokowi.

Baca Juga: Jubir Jokowi Dikritik Habis-Habisan, Webinar Soal Ibu Kota Baru Langsung Diganti Topiknya

Ia berujar, upaya penguatan belanja berkualitas dilakukan melalui pengendalian belanja agar lebih efisien, lebih produktif, dan menghasilkan multiplier effect yang kuat terhadap perekonomian serta efektif untuk mendukung program prioritas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

"Inovasi di sisi pembiayaan difokuskan untuk mendorong pembiayaan yang fleksibel dengan kehatihatian, melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha yang lebih terintegrasi dalam pembiayaan infrastruktur, penguatan peran Lembaga Pengelola Investasi, serta pendalaman pasar obligasi negara," sebutnya.

Jokowi mengungkapkan, kebijakan fiskal tahun 2022 juga diarahkan untuk memberikan fondasi kokoh kepada konsolidasi fiskal menuju ke defisit maksimal 3% terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2023.***

 

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah