'Tak Terima Dirinya Menjadi Korban Pelecehan Seksual, Mahasiswi Berprestasi di Inggris Memilih Bunuh Diri

- 27 Juni 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi. Berikut tips melindungi diri dari pelecehan seksual, mengingat Gofar Hilman diduga terseret kasus tersebut.
Ilustrasi. Berikut tips melindungi diri dari pelecehan seksual, mengingat Gofar Hilman diduga terseret kasus tersebut. /freepik.com

CerdikIndonesia - Lagi-lagi kasus pelecehan seksual kembali menghantui kenyamanan mahasiswa dalam belajar.

Seorang mahasiswi PhD berprestasi asal Inggris menjadi korban dari kebiadaban tak bermoral si pelaku.

Usai menerima pelecehan seksual tersebut, mahasiswi yang diketahui bernama Josie Jolley tersebut menderita kecemasan dan depresi yang sangat luar biasa.

Baca Juga: Ceritakan Pendidikan Sex Kepada Anaknya, Yuni Shara: Mana Mungkin Anak-anak Kita Gak Pernah Nonton Film Biru

Sebuah penyelidikan atas kematian Jolly tersebut pun menyoroti kondisi kesehatan mental yang dialami oleh korban.

Josie Jolley merupakan seorang mahasiswi doktoral di departemen geografi Universitas Sussex.

Dia mengakhiri hidupnya pada September 2020. Kejadian itu dilakukan empat hari setelah ulang tahunnya yang ke-25, akibat menderita kecemasan dan depresi.

Hasil dari penyelidikan yang dilakukan di Brighton dan Pengadilan Hove City Coroner menjelaskan bahwa Josie Jolley telah mengalami ‘banyak peristiwa yang sangat traumatis dan sulit untuk diatasi’.

Baca Juga: Presiden Jokowi Wacanakan Pajak Sembako dan Jasa Pendidikan, Anak Buah Sri Mulyani: Informasi Belum Utuh

Sebelumnya Josie Jolley disebut telah menjalin hubungan asmara dengan supervisor pertamanya di pendidikan PhD yang tengah dia jalani.

Hubungan tersebut juga diketahui oleh banyak orang di Universitas Sussex, dan memutuskan untuk berpisah setelah lebih dari satu tahun menjalani hubungan asmara.

Masih dari keterangan yang sama, pada Desember 2019, Josie Jolley mengakui bahwa dirinya telah menerima pelecehan seksual.

Tindakan tersebut telah dilaporkan kepada pihak berwenang, akan tetapi jaksa penuntut Crown justru memutuskan untuk tidak memberikan tuntutan.

Petugas Coroner, Veronica Hamilton-Deeley mengatakan bahwa dia tidak menganggap masalah ini sebagai ‘penyebab langsung’ kematian Josie Jolley, dan dia mengalami banyak hal yang terjadi.

Baca Juga: Komersarial Pendidikan, Siapa yang Kenduri?

“Untuk menyarankan bahwa (Josie Jolley) adalah korban, bahwa dia begitu rentan, dia bisa dimanfaatkan, dan dia tidak bisa menang dalam keputusannya sendiri, adalah hal yang merendahkan dirinya,” ucapnya, dikutip dari Times Higher Education, Minggu, 27 Juni 2021.

Kesehatan mental Josie Jolley semakin tertanggu tatkala dia mengkhawatirkan tugas kuliahnya serta kesehatan ibunya yang telah didiagnosa kanker pada Mei 2020 lalu.

Pihak Coroner menyampaikan bahwa Josie Jolly merupakan mahasiswa berprestasi, dia mendapatkan dukungan dari Universitas atas kecerdasanya.

Dengan kondisi kesehatan mental yang terganggu menyebabkan apa yang telah dia rencanakan menjadi berantakan.

Jesie Jolley kerap kali menolak untuk menerima layanan konseling dan dokter umum untuk membantu menyembuhkan depresi yang dialaminya itu.

Baca Juga: Rian D'Masiv Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Berikut Bantahan Rian D'Masiv

“Dia sedang mengerjakan sebuah topik yang sangat serius dan sensitif, yang jika sudah selesai, akan berpengaruh,” kata Veronica Hamilton-Deeley.

Jayne Altridge, seorang Direktur di Sussex juga ikut serta memberikan bukti ketika pemeriksaan berlangsung.

“Kami sangat sedih atas apa yang menimpa Josie. Dia adalah siswi yang cerdas, yang telah bekerja begitu keras selama bertahun-tahun di Sussex,” ujarnya.

Dari keterangan tersebut membuktikan bahwa keberadaan Josie dilingkungan kampusnya sangat memberikan pengaruh yang cukup kuat.

Baca Juga: Para Korban Pelecehan Seksual Gofar Hilman Buka Posko Pengaduan, Ternyata Ada 8 Wanita Korbannya

Jayne memberikan keterangan yang sangat pengejutkan, dirinya secara tegas bahwa pihaknya sangat kesal dengan laporan yang dikeluarkan oleh pihak penyidik.

“Jika salah satu siswi kami kesal dengan apa yang telah mereka dengar dari laporan penyelidik, kami sangat mendorong mereka untuk berbicara dengan staf terlatih kami di pusat kehidupan mahasiswi. Tolong jangan ditunda,” tutur Jayne Altridge.

Pengaruh kecerdasan Josie sangat kuat di Universitas Sussex, dan mendapatkan pengakuan dari banyak orang maupun kelompok.

diantaranya adalah Divya Tolia-Kelly dan Simon Rycroft yang menggambarkan kecerdasan seorang Jesie didalam sebuah berita yang mereka tulis.

Baca Juga: Tersandung Kasus Pelecehan Seksual, Gofar Hilman Ternyata Sudah Mesum Sejak SMP? Cek Disini Fakta Sebenarnya

“Secara akademis, bakat Josie dinyatakan dalam prestasi yang jauh di luar tingkatnya sebagai mahasiswi PhD, pada tahun kedua risetnya.

Publikasinya yang ditulis dengan catatan transaksi Institut Geografi Inggris merupakan pencapaian yang tidak pernah dicapai oleh ahli geografi akademis yang terpublikasi secara internasional.

Begitu juga peran editorialnya dalam The Global Horizons Initiative (jurnal mahasiswi).

Josie Jolley juga adalah pemenang perdana dari MacQuitty Prize sebagai penghargaan atas kinerja menakjubaknnya di tingkat sarjana.

"Ini hanyalah simbol dari potensinya, dan apa yang hilang secara akademis.”

Baca Juga: Usai Kasus Pelecehan Mencuat, Gofar Siap Ajukan Gugatan! Korban Minta Tolong Netizen Untuk Cari Saksi

Mantan supervisor lainnya, Ben Rogaly mengatakan bahwa dia terus mendukung Josie Jolley setelah Agustus 2019.

“Josie adalah siswi terpintar yang pernah saya ajari. Kehilangannya di Universitas dan di dunia yang lebih luas, sangatlah besar,” pungkas Ben.***

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: Times Higher Education


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah