Menteri LHK Lakukan Pertemuan Dengan Masyarakat Adat Batak yang Konflik dengan PT TPL, Berikut Tuntutan Mereka

- 14 Juni 2021, 07:27 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya lakukan pertemuan dengan para  perwakilan masyarakat adat di Tano Batak yang berkonflik dengan perusahaan dan program pemerintah.
Menteri LHK, Siti Nurbaya lakukan pertemuan dengan para perwakilan masyarakat adat di Tano Batak yang berkonflik dengan perusahaan dan program pemerintah. /Feri Ndraha

CerdikIndonesia - Perwakilan Komunitas Masyarakat Adat dari Tano Batak didampingi KSPPM dan AMAN Tano Batak melakukan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya, di Hotel KHAS Parapat, pada Minggu,13 Juni 2021.

Pertemuan ini digagas langsung oleh Menteri LHK sendiri, sesuai rundown acara yang beredar dan dihadiri jajaran Eselon I dan beberapa Direktur di instansi LHK.

Baca Juga: Buntut Konflik PT TPL dengan Masyarakat Adat Natumingka, Kapolres Toba Ajak Keduanya Untuk Menahan Diri

Siti Nurbaya membuka diskusi dengan menjelaskan bahwa sejak tahun 2016 KLHK sudah mempelajari berbagai konflik agraria yang terjadi di Danau Toba.

“Proses penyelesaian konflik yang dialami masyarakat adat ini memang tidak mudah karena harus melibatkan banyak pihak, sehingga harus benar-benar dipelajari, dan dalam pertemuan ini kami semua yang ada di sini hanya akan mendengarkan apa yang dialami dan diharapkan oleh masyarakat adat, sehingga segera bisa dilakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi," ujar Siti Nurbaya.

Delima Silalahi, Direktur KSPPM, menyampaikan terimakasih kepada Menteri Siti Nurbaya beserta seluruh jajaran KLHK yang memberikan ruang bagi masyarakat adat dan masyarakat sipil menyampaikan secara langsung persoalan yang dihadapi dalam 30 tahun terakhir Di Tano Batak terkait dengan konflik agraria, dampaknya terhadap masyarakat adat dan kerusakan lingkungan.

“Hadir dalam pertemuan ini, perwakilan 23 komunitas masyarakat adat yang sedang menghadapi konflik agraria, yang disebabkan oleh adanya klaim Kawasan Hutan Negara di wilayah adat mereka. Ada yang berkonflik dengan PT Toba Pulp Lestari (TPL), ada yang bersinggungan dengan Proyek strategis Nasional Pariwisata dan juga Program Food Estate”, kata Delima Silalahi.

Baca Juga: PT TPL dan Masyarakat Adat Natumingka Kab Toba Saling Bentrok Akibat Rebutan Lahan, Masyarakat Jadi Korban

Delima juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2016, beberapa kali bertemu Menteri dan jajarannya, selalu merespon dengan baik pengaduan masyarakat adat di Toba, dan memberi harapan bagi masyarakat adat di Toba bahwa wilayah adat mereka akan terbebas dan akan kembali ke masyarakat adat.

Halaman:

Editor: Kurniawan Rio


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x