Ditargetkan Buka Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021, Mendikbud Tegaskan Beda dengan Sekolah Normal

- 30 Maret 2021, 16:30 WIB
Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim.*
Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim.* /Instagram @nadiemmakarim./

CERDIKINDONESIA – Terkait rencana pemerintah membuka sekolah kembali pada Juli 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberi penjelasan. Ia mengatakan terdapat perbedaan antara sekolah normal dan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM).

Baca Juga: Apa sih Beda PNS, PPPK, dan ASN? Wajib Tahu Bagi yang Mau Daftar CPNS April 2021

“Masuk sekolah bukan seperti masuk sekolah biasanya. Minimal jaga jarak 1,5 meter dan maksimal 18 peserta didik per kelas, yang biasanya 36 sekarang hanya diperbolehkan 50 persen dari kapasitas,” ujar Nadiem dalam pengumuman Keputusan Bersama tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 yang dipantau di Jakarta, Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Pemerintah Rencanakan Belajar Tatap Muka, Vaksinasi Covid-19 Tenaga Pendidik Ditargetkan Selesai Juni 2021

Terkait hal ini, sekolah dibebaskan untuk memilih sistematika pelaksanaan PTM. Misal dengan memecah rombongan belajar ke dalam dua atau tiga rombongan.

“Pada saat vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan selesai, maka harus menyediakan opsi PTM terbatas dan itu dilakukan secara bertahap. Terserah pada sekolahnya,” ucapnya.

Baca Juga: Upah Minimum Provinsi atau UMR DKI Jakarta Naik 3,27 Persen, Berikut UMP Jabodetabek yang Juga Naik Tahun Ini

Sekolah juga diberi pilihan untuk menentukan apakah pelaksanaan PTM terbatas dilakukan dua hari atau tiga hari dalam sepekan. Pihaknya ingin sekolah mulai latihan pembelajaran tatap muka, meskipun hanya maksimal 50 persen dari kapasitas per kelas.

“Tentunya harus wajib menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak,” kata Nadiem.

Nadiem juga menjelaskan hasil riset menunjukkan bahwa peserta didik dalam kelompok usia 3 hingga 30 tahun memiliki faktor risiko terinfeksi COVID-19 yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Baca Juga: Link Nonton, Spoiler Sinopsis dan Jam Tayang Drakor Mouse Episode 9, Hong Joo Pernah Bertemu Ba Reum Kecil?

Peserta didik, pendidikan dan tenaga kependidikan dalam kelompok usia 31 hingga 59 tahun dan lebih dari 60 tahun memiliki faktor risiko yang secara signifikan lebih tinggi  terhadap COVID-19. "Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kerentanan tertinggi terhadap COVID-19," katanya.

Nadiem menjelaskan hasil riset global menemukan bahwa anak yang terinfeksi COVID-19 memiliki risiko yang lebih ringan dan transmisi pada anak bukan di sekolah tapi antara dewasa dan anak. Anak lebih banyak tertular dari orang dewasa.

Baca Juga: Tok! Pemerintah Larang Mudik Lebaran 2021 Bagi Seluruh Masyarakat

Nadiem menjelaskan bahwa Indonesia merupakan satu di antara empat negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Sementara 23 negara lainnya sudah melakukan pembelajaran tatap muka.

Pembelajaran tatap muka perlu diakselerasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Bahkan sebelum vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, pemerintah daerah tetap didorong untuk mengakselerasi pembelajaran tatap muka sesuai dengan kondisi satuan pendidikan.***

 

Editor: Sara Salim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x