Pasien Covid-19 Usia Ini Lebih Berisiko Meninggal, Satgas Doni Monardo Beberkan Fakta Terbarunya

- 12 Januari 2021, 13:55 WIB
Pasien covid-19 asal Kota Tasik dirujuk ke Jakarta menggunakan pesawat.
Pasien covid-19 asal Kota Tasik dirujuk ke Jakarta menggunakan pesawat. /Pikiran-rakyat.com/Asep MS/

CERDIKINDONESIA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengungkapkan analisis berdasarkan usia serta riwayat komorbid (penyakit penyerta) yang berisiko lebih besar terhadap kematian karena COVID-19 yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Plos One.

"Mereka yang berusia 31-45 tahun dan 46-59 tahun berisiko kematian masing-masing 2,4 dan 8,5 kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang berusia 19-30 tahun," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Mobilnya Tabrak 2 Kendaraan, Artis Salshabila Adriani Sempat Kabur dan Kondisinya Ngefly

Baca Juga: Menuju Universitas Riset, Undip Rancang Instrumen Psikologis Peneliti

Risiko tersebut akan semakin meningkat pada pasien COVID-19 berusia lanjut di atas 60 tahun yaitu sebesar 19,5 kali lipat.

Selanjutnya risiko berdasarkan jenis komorbid menunjukkan penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit ginjal.

Baca Juga: Mengharukan! Habib Rizieq Tulis Surat dari Balik Jeruji Besi, Ini Isinya: Yang Mencintai Kalian HRS

Baca Juga: Beredar Isu Habib Rizieq Ditahan Polisi, FPI Sebut Belum Terima Surat Penahanan

Kedua, penderita penyakit jantung memiliki risiko kematian 9 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit jantung.

"Penderita penyakit diabetes militus memiliki risiko kematian 8,3 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki diabetes militus," tambah Wiku.


Keempat, penderita penyakit hipertensi memiliki risiko kematian 6 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki hipertensi.

Baca Juga: 16 Tahun Kasus Munir Tak Terungkap, Suciwati Desak Presiden Jokowi Bentuk Tim Baru Untuk Cari Fakta

Kelima, penderita penyakit imun memiliki risiko kematian 6 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit imun.

Menurut Wiku, semakin banyak riwayat komorbid menunjukkan mereka yang memiliki 1 penyakit komorbid berisiko 6,5 kali lipat untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibanding yang tidak memiliki komorbid.

Baca Juga: Sebelum Disiram Air Keras, Novel Baswedan Pernah Ingin Hengkang Dari KPK, Ini Alasan Mengejutkannya

"Kemudian yang memiliki 2 penyakit komorbid berisiko 15 kali lipat untuk meninggal saat terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan yang tanpa komorbid.

Bahkan, pasien dengan 3 komorbid atau lebih berisiko 29 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal dunia dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki komorbid.

Temuan itu menurut Wiku menunjukkan golongan mana yang harus diprioritaskan perlindungannya.
Baca Juga: Joe Biden Jadi Presiden AS 2020, Ini Dampak Positifnya Bagi Indonesia Kata Guru Besar Fisip Unpad

"Bila Anda masuk dalam kategori masyarakat berisiko tinggi atau tinggal dengan mereka yang berisiko tersebut maka Anda harus menerapkan protokol kesehatan ekstra disipilin," tegas Wiku.

Meskipun begitu, Wiku mengingatkan, meski masyarakat tidak masuk dalam golongan rentan, pasti akan berinteraksi dengan masyarakat dengan golongan tersebut dan berharap tidak egois.

Baca Juga: Tujuh Guru Besar Unpad Masuki Masa Purnabakti, Rektor Sampaikan Apresiasi

"Bisa saja mereka kakek, nenek, ibu, ayah, atau saudara kita. Kita harus berbesar hati mengesampingkan ego dan memikirkan perasaan keluarga yang akan kehilangan mereka karena keteledoran kita ," kata Wiku.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x