Baca Juga: Pesan WHO di Hari AIDS Sedunia: Jaga Mental Kurangi Stress
“Mereka adalah masa depan bangsa Indonesia. Tentunya kami berkeliling ini untuk menyampaikan pesan-pesan agar mereka harus kita selamatkan dari pengaruh kelompok yang sampai hari ini terus melakukan propaganda radikal intoleran dan kemudian merekrut anak-anak muda ini,” kata Boy.
Baca Juga: Serikat Nelayan Minta Jokowi Pilih Menteri KKP yang Berpihak Nelayan Bukan Jago Jargon
Ia menjelaskan dalam catatan sejarah, pelaku bom bunuh diri umumnya para remaja berusia antara 18-23 tahun.
"Siapa yang dianggap sebagai musuh? Mereka-mereka yang dianggap menghambat aktivitas dan niat kelompok radikal intoleran itu mendirikan negara Islam. Mereka anggap NKRI karena dasarnya konstitusi UUD 45 dianggap tidak sejalan dengan misi mereka, jadi aparat pemerintah termasuk jadi target. Masyarakat ditargetkan untuk menunjukkan bahwa mereka eksis,” tutur Boy.
Baca Juga: Anies Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Lekas Pulih dan Pimpin Jakarta Lagi
Menurut Boy, kekerasan ini dilakukan dengan tidak manusiawi dan dengan cara tidak beradab.
Oleh karena itu, Silaturahmi Kebangsaan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan Civitas Akademika UMSU ini diharapkan memperkuat sinergi dalam melawan penyebaran paham radikal inteloran.***