Keutamaan 10 Hari Dzulhijjah Dalam Islam: Salah Satunya Adalah Bulan yang Dicintai Allah Ta'ala

13 Juni 2024, 17:20 WIB
Kata Kata Menyambut Bulan Februari yang Bijak dan Penuh Inspirasi Cocok untuk Caption Media Sosial! /Cerdik Indonesia/Lisa Oktavia

CerdikIndonesia - Allah ta’ala mengistimewakan sebagian waktu, tempat, bulan, siang, dan malam. Allah ta’ala juga telah melebihkan sebagian manusia atas sebagian yang lainnya.

Allah ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.” (QS. Al-Qashash: 68)

Baca Juga: Tarik Dana di BSI, Benarkah Muhammadiyah Dukung Perbankan Syariah? Netizen Sebut Gagal Jadi Komisaris

Allah ta’ala telah mengistimewakan 10 hari di bulan Dzulhijjah dengan karunia dan pahala, sebagaimana Allah ta’ala muliakan Mekkah dan Madinah atas tempat-tempat lainnya.

 

Ibnu Katsir menguatkan mengatakan:

“..dan malam-malam yang sepuluh, maksudnya: sepuluh hari bulan Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan para ulama salaf dan khalaf.”

Kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut. Allah ta’ala berfirman:

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28)

Baca Juga: Resep Ikan Sarden Goreng Krispi yang Kriuk dan Penuh Nutrisi

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Al-Ayyam Al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah hari-hari yang sepuluh di bulan Dzulhijjah.” (Tafsir Ibnu Katsir : 3/239)

Kemuliaan sepuluh hari ini juga diakui oleh umat-umat terdahulu. Allah ta’ala berkisah tentang Nabi Musa ‘alaihis salam;

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” (QS. Al-A’raf : 142)

Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya mengatakan, “Mayoritas ulama berpendapat bahwa 30 hari itu adalah bulan Dzulqa’dah, sedangkan sepuluh harinya adalah 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Ini perkataan Mujahid, Masruq, dan Ibnu Juraij.”

Pada hari-hari tersebut Nabi Musa berpuasa, memperbanyak ibadah dan taqarrub kepada Allah ta’ala.

Hari-hari pemuliaan yang dijanjikan Allah ta’ala ini berakhir pada yaum nahr (Idul Adha), Musa mendapatkan Taurat, dan pada hari itu pula Allah ta’ala sempurnakan Dien/agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari sunnah Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah bersaksi bahwa hari-hari tersebut adalah kumpulan hari dunia yang paling agung.

Baca Juga: Cara Mengatasi HP Lemot, Lakukan 6 Langkah ini Agar Peforma Ponsel Anda Kembali Normal

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syeikh Ahmad Syakir)

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa amal shalih di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih dicintai Allah ta’ala daripada amal yang sama yang dikerjakan di kumpulan hari selainnya. Seluruh amal shalih dilipatgandakan pahalanya tanpa terkecuali.

Keutamaan tersebut bukan bagi amalnya saja, tapi juga bagi pelakunya. Bahkan disebutkan, ia lebih utama daripada mujahid fi sabilillah yang bisa kembali dari medan perang dengan membawa hartanya.

Seluruh amal shalih di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini dilipatgandakan pahalanya tanpa terkecuali.

Kemuliaan dan keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sangat besar. Amal-amal shalih di dalamnya diistimewakan, lebih dicintai Allah dan dilipatgandakan pahalanya.

Semua ini adalah bagian dari ni’mat Allah ta’ala dan karunia-Nya untuk para hamba-Nya. Maka wajiblah bagi kita mensyukurinya dengan meningkatkan perhatian dan kesungguhan diri dalam ketaatan.

 

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Tags

Terkini

Terpopuler