Bahaya Mikroplastik Semakin Mengancam, Dapat Sebabkan Penurunan Kemampuan Hati dan Otak

30 Agustus 2023, 21:19 WIB
Ilustrasi - Berikut ini adalah bahaya dari mikroplastik untuk air yang wajib untuk diketahui agar setiap orang bisa paham.  //PIXABAY

CERDIK INDONESIA - Paparan mikroplastik dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan perilaku dan penanda kekebalan dalam jaringan hati dan otak mamalia. Kesimpulan tersebut muncul dalam penelitian yang dilakukan University of Rhode Island, Amerika Serikat.

Profesor Jaime Ross dan timnya berfokus pada efek neurobehavioral dan respons inflamasi terhadap paparan mikroplastik. Mereka juga meneliti akumulasi mikroplastik di dalam jaringan tubuh, termasuk otak. 

Mereka menemukan infiltrasi mikroplastik tersebar luas dalam tubuh maupun lingkungannya. Infiltrasi ini menyebabkan perubahan perilaku, terutama pada subjek uji berusia lebih tua.

Tikus yang diteliti mulai bergerak dan berperilaku aneh, menunjukkan perilaku yang semirip dengan demensia pada manusia. Hasilnya bahkan lebih besar pada hewan yang lebih tua.

Timnya memaparkan tikus muda dan tua pada berbagai tingkat mikroplastik yang terdapat dalam air minum. Peneliti memaparkan subjek uji tersebut selama tiga minggu. 

"Bagi kami, ini sangat mengejutkan. Ini bukan mikroplastik dosis tinggi, namun hanya dalam waktu singkat, kami melihat perubahannya," kata Ross. 

Baca Juga: Heru Budi Hartono Instruksikan Pasang 300 Penyemprot Air di Atas Gedung untuk Kurangi Polusi Jakarta

“Tidak ada yang benar-benar memahami siklus hidup mikroplastik ini di dalam tubuh, jadi salah satu hal yang ingin kami jawab adalah pertanyaan tentang apa yang terjadi seiring bertambahnya usia," katanya. 

"Apakah Anda lebih rentan terhadap peradangan sistemik dari mikroplastik ini seiring bertambahnya usia? Dapatkan tubuh Anda menghilangkannya dengan mudah? Apakah sel-sel Anda memberikan respons yang berbeda terhadap racun-racun ini?" ujar Ross lagi.

Peneliti juga membedah sejumlah jaringan utama seperti otak, hati, ginjal, saluran pencernaan, jantung, limpa, dan paru-paru. Mereka menemukan partikel-partikel tersebut mulai terakumulasi secara biologis di setiap organ, termasuk otak, serta limbah tubuh.

Baca Juga: Polisi Udara di Jakarta Kian Parah, Kemenkes Temukan Enam Penyakit yang Mengancam

Hasilnya menunjukkan infiltrasi otak dapat menyebabkan penurunan protein asam glial fibrillary (disebut "GFAP"). GFAP merupakan protein yang mendukung banyak proses sel di dalam otak. 

“Penurunan GFAP telah dikaitkan dengan tahap awal beberapa penyakit neurodegeneratif, termasuk penyakit Alzheimer pada tikus, serta depresi. Kami sangat terkejut melihat mikroplastik dapat menyebabkan perubahan sinyal GFAP,” katanya lagi.***

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Tags

Terkini

Terpopuler