Profil Lengkap dan Kronologi Meninggalnya Filep Karma Sang Aktivis Kemerdekaan Papua

1 November 2022, 20:15 WIB
Filep Karma Aktivis Papua Merdeka Ditemukan Meninggal di Pantai Bse G Jayapura /YouTube/Amnesty International USA/

CerdikIndonesia- Filep Jacob Samuel Karma atau yang dikenal sebagai Filep Karma sang aktivis kemerdekaan Papua ditemukan tak bernyawa pada hari Selasa, 1 November 2022 pagi hari di bibir pantai Base G, Jayapura, Papua.

Salah seorang anak dari Filep Karma, Audrey Karma mengatakan bahwa ayahnya meninggal dunia karena tenggelam.

Berikut rangkuman kronologi meninggalnya sang aktivis kemerdekaan Papua, Filep karma:

 

Baca Juga: Profil Lengkap Sang Psikopat Rudolf Tobing yang Membawa Mayat Ade Yuni Rizabani Menggunakan Troli Belanja

Pada 29 Okober 2022, Filep Karma dilaporkan pamit ke keluarganya untuk pergi menyelam. Belum ada informasi lebih lanjut korban pergi menyelam di mana dan bersama siapa.

Selasa, 1 November 2022 pukul 05:00 WIT, pria bernama Daniel Manufandu (43) sedang menebar jala di pantai. Daniel kemudian melihat mayat laki-laki yang di tepi pantai menggunakan pakaian selam.

Daniel Manufandu lalu segera memberitahukan hal itu kepada pria bernama Steven Selvanus Nelson (41). Steven kemudian melapor ke anggota Polsek Jayapura Utara Bripka D. Wondiwoy via telepon.

Pukul 06:30 WIT, Bripka D. Wondiwoy tiba di TKP. Setelah memastikan temuan jenazah, dia lantas melaporkannya ke Polsek Jayapura Utara.

 

Baca Juga: Peran Pemerintah dan Swasta Dalam Kebijakan Iklim Di Sektor Energi Terhadap Target NDC Indonesia

Pada pukul 07:40 WIT, Kapolsek Jayapura Utara AKP Jahja Rumra bersama empat personelnya tiba lokasi kejadian. Pihak Polsek lantas melakukan olah TKP.

Personel Polsek Jayapura Utara melakukan pemasangan Police line di TKP. Sejumlah warga sekitar.

Pada pukul 08:05 hingga 08:30 WIT, lima orang personel Reskrim Polresta yang dipimpin oleh Ipda Andri Rihulay tiba di TKP dan ikut melaksanakan identifikasi terhadap jenazah.

Jenazah Filep dibawa menuju mobil ambulans dengan didampingi pihak keluarga. Jenazah selanjutnya dibawa menuju RS Bhayangkara Abepura.

 

Baca Juga: Bertemu Orang Tua Brigadir Joshua, Putri Candrawathi Sampaikan Pesan Ini

Berikut profil Filep Karma, aktivis kemerdekaan Papua:

Filep Jacob Semuel Karma (14 Agustus 1959 – 1 November 2022), lebih dikenal dengan nama Filep Karma, adalah aktivis kemerdekaan Papua.

Pada tanggal 1 Desember 2004, ia ikut mengibarkan bendera Bintang Kejora dalam sebuah upacara di Jayapura, Indonesia. Karena tindakannya itu, ia dituduh melakukan pengkhianatan kepada negara dan dihukum penjara selama 15 tahun. 

Amnesty International dan Human Rights Watch telah melayangkan protes atas penahanannya dan Amnesty International menetapkan Filep Karma sebagai tahanan hati nurani.

 

Baca Juga: November 2022: Simak Daftar Hari Penting Bulan November 2022, Adakah Tanggal Merah? Berikut Penjelasannya

Lahir tahun 1959 di Pulau Biak, Papua, Karma dibesarkan di keluarga kelas atas yang aktif di perpolitikan daerah.

Ayahnya, Andreas Karma, adalah pegawai negeri sipil didikan Belanda yang lanjut bekerja untuk pemerintah Indonesia pasca-kemerdekaan. Andreas adalah bupati Wamena dan Serui. Sedangkan Constant Karma, yang merupakan sepupu Filep, menjabat sebagai wakil gubernur Papua.

Filep Karma kecil dipengaruhi oleh serangan dini hari ke rumahnya oleh tentara Indonesia yang merusak perabotan di rumahnya.

Ia kemudian mengenyam pendidikan di Solo, Jawa Tengah, sebelum menjadi pegawai negeri sipil seperti ayahnya.

Ia berangkat ke Manila untuk kuliah selama satu tahun di Asian Institute of Management dan tidak menyelesaikan studinya.

 

Baca Juga: Cara Ikut Meet and Greet Song Joong Ki di Jakarta Gratis, Catat Tanggal dan Lokasinya!

Sepulangnya dari Manila, Karma melihat Jawa dibanjiri unjuk rasa melawan Presiden Soeharto. Ia terlibat dalam pergerakan tersebut dan mulai mengangkat isu pemisahan Papua dari Indonesia.

Pada tanggal 2 Juli 1998, ia memimpin upacara pengibaran bendera Papua Barat di Biak. Para aktivisnya terlibat rusuh dengan polisi dan mencederai beberapa polisi. Militer Indonesia menduduki Pulau Biak empat hari kemudian dan menembaki aktivis.

***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler