Belanda Akhirnya Minta Maaf ke Rakyat Indonesia Atas Kekerasan Militer 76 Tahun Silam, MPR RI Apresiasi

18 Februari 2022, 15:44 WIB
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte Meminta Maaf kepada Rakyat Indonesia atas Kekerasan Militer 76 Tahun Lalu/ANTARA FOTO /

CerdikIndonesia - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memberikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia.

Permintaan maaf PM Mark Rutte kepada rakyat Indonesia atas penggunaan kekerasan secara sistematis oleh militer Belanda pada masa perang kemerdekaan 1945—1949.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte disampaikan pada hari Kamis, 17 Februari 2022, pada konferensi pers di Brussel, ibu kota Belgia.

PM Rutte mengatakan bahwa pemerintahnya mengakui seluruh temuan yang dihasilkan sebuah tinjauan sejarah yang sangat penting.

Baca Juga: DPR RI: Kenaikan Harga Minyak Goreng Membebani Rakyat

Menurut studi tersebut, Belanda melakukan kekerasan secara sistematik, melampaui batas, dan tidak etis dalam upayanya mengambil kembali kendali atas Indonesia, bekas jajahannya, pasca-Perang Dunia II.

Menanggapi permintaan maaf Perdana Menteri Belanda tersebut, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengapresiasi permintaan maaf yang dilakukan oleh Perdana Menteri Belanda tersebut.

Ia menilai pengakuan kekerasan tersebut merupakan langkah maju dan sesuatu yang melegakan bagi keluarga korban.

"Pengakuan akan kekerasan sistemik yang dilakukan militer Belanda ini merupakan langkah maju yang patut kita apresiasi, dan memberi kelegaan bagi keluarga korban, ibarat beban berat yang terlepas," kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 18 Februari 2022.

Baca Juga: Mendag Setujui Harga Minyak Goreng Rp14 Ribu, DPR RI:Segera Terapkan Domestic Market Obligation Sebelum Ekspor

Menurut dia, pemerintahan sebelum PM Rutte tidak pernah meminta maaf secara langsung dan mengakui kekerasan ekstrem yang sistemik dan tersebar masif.

Pemerintah Belanda terdahulu, kata dia, hanya menyampaikan bahwa militer Belanda kasar. Namun, tidak dapat dihindari situasinya.

"Saya berharap agar iktikad baik pemerintah Belanda itu tidak hanya berhenti sampai permintaan maaf, tetapi harus ditindak lanjuti dengan pemberian kompensasi yang seimbang bagi keluarga korban dan bangsa Indonesia," ujarnya.

Basarah berharap agar permintaan maaf tersebut dapat meningkatkan kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan Belanda serta merekatkan hubungan kedua negara.***

Baca Juga: Pesantren Pertama Indonesia di Amerika Serikat, Berikut Fakta Menariknya!

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler