Virus Covid-19 Varian Delta Merajalela di Indonesia dan Jadi Perhatian, Apa Itu? Berikut Penjelasan Lengkapnya

19 Juni 2021, 18:32 WIB
Ilustrasi - Virus corona varian delta dari India mulai merajalela di Jakarta, inilah gejala dan tanda-tanda kehadirannya /Pixabay/Shazzadull_Alam /

CERDIKINDONESIA – Beberapa varian SARS-COV-2 telah beredar secara global.

Salah satunya adalah varian delta yang terdeteksi di India awal tahun ini.

Baca Juga: Apa Perbedaan Virus Corona Varian Delta dan Alpha? Simak Penjelasannya di Sini

Dalam penilaian resiko terbarunya untuk varian SARS-COV-2, Public Health England (PHE) mengatakan bahwa 61 persen sampel yang didapatkan sekarang adalah varian delta.

Artinya, varian delta yang pertama kali terdeteksi di India justru lebih dominan dirasakan oleh warga Inggris.

Dibandingkan varian alpha yang tahun lalu sempat memicu lonjakan kasus positif di Inggris.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan varian delta ini sebagai varian yang menjadi perhatian (VOC).

Baca Juga: Sudah Divaksinasi Tapi Masih Terinfeksi Virus Covid-19? Begini Alasannya, Berikut Penjelasan Dokter Ahli

Dikarenakan penularan akibat varian ini terus meningkat secara signifikan.

Serta semakin banyak negara yang melaporkan wabah terkait dengan varian ini.

WHO mengklasifikasikan suatu varian sebagai VOC, jika tingkat penularannya terus meningkat, sedangkan efektivitas tindakan pencegahannya menurun.

Penurunan mulai dari diagnostik, vaksin, hingga terapi yang tersedia.

Virus RNA seperti SARS-COV-2, terbuat dari sekitar 30.000 pasangan basa asam amino.

Baca Juga: WOW! Denny Darko Ramalkan Semua Orang Akan Terpapar Virus Covid-19, Kecuali Orang Ini

Perubahan pada salah satu basa ini menyebabkan mutasi, yang secara efektif mengubah bentuk dan perilaku dari virus.

Varian delta mengandung banyak mutasi pada lonjakan protein yang terjadi.

Setidaknya, terdapat empat mutasi yang harus diberikan perhatian lebih.

Salah satunya disebut L452R, yang pertama kali dilaporkan terjadi di Denmark pada Maret 2020.

Baca Juga: Konspirasi Covid-19, Virus yang Sengaja Dibuat Oleh China Akhirnya Terjawab! Ahli Virologi China Beberkan Ini!

Mutasi ini lebih menular daripada strain lainnya, dan mengakibatkan penurunan efikasi antibodi dan netralisasi oleh serum vaksin.

Lalu ada mutasi P681R, yang menurut PHE bahwa mutasi ini berasal dari proses kimia yang dapat meningkatkan penularan.

Kemudian ada mutasi D614G yang pertama kali didokumentasikan di Amerika Serikat pada awal pandemi, setelah awalnya beredar di Eropa.

“Ada bukti bahwa varian dengan mutasi ini menyebar lebih cepat,” ucap Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).

Baca Juga: Kupas Tuntas Bahayanya Virus Flu Burung Jenis H10N3, Kenali Fakta Berikut

Dan yang terakhir yaitu mutasi T478K, yang hadir di sekitar 65 persen kasus varian delta.

Mutasi ini pertama kali terdeteksi di Meksiko pada tahun lalu dan terkait dengan penularan yang sangat tinggi.***

Editor: Kurniawan Rio

Tags

Terkini

Terpopuler