Erick Thohir Dorong Keterwakilan Perempuan di Jabatan Tertinggi BUMN, Demi Kesetaraan Gender Katanya

23 Desember 2020, 11:10 WIB
Menteri BUMN Erick Tohir. /Pikiran Rakyat/

CERDIK INDONESIA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong agar pemimpin atau bos di perusahaan BUMN diisi oleh lebih banyak kaum hawa atau perempuan.

Hal itu disampaikan menteri berusia 50 tahun tersebut dalam perayaan Hari Ibu seluruh BUMN yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Selasa 22 Desember 2020.

“Kementerian BUMN mendorong para perempuan menancapkan eksistensinya sebagai perempuan karir dengan membentuk Srikandi BUMN. Dengan adanya Srikandi BUMN diharapkan akan ada peningkatan keterwakilan perempuan untuk meningkatkan kesetaraan gender di lingkungan BUMN,” kata Erick.

Baca Juga: Selain Gusur Lokalisasi Gang Dolly, Ini Sederet Prestasi Risma Saat Jabat Walikota Surabaya

Baca Juga: Anies Kembali Perpanjang PSBB Transisi di DKI Jakarta Hingga 3 Januari 2021

Baca Juga: Gas! Luhut Instruksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan Perkatat PSBB, Bersiaplah!

 

Erick Thohir menyampaikan apresiasi kepada perempuan hebat yang menjalankan kekuatan super sebagai pribadi yang yang menjalankan multiprofesi setiap harinya.

Peran ibu, lanjut dia, sangat strategis tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga orang sekitar.

Selain bekerja, seorang ibu juga harus bisa menerapkan komunikasi yang baik di rumah, mengelola keuangan secara sehat, menjadi guru, hingga menjamin nutrisi keluarga agar terhindar dari virus COVID-19.

Baca Juga: Kiprah Budi Gunadi Menkes Baru yang Bukan Dokter Tapi Bankir Senior Lulusan Fisika Nuklir ITB

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para ibu dan calon ibu yang sangat tangguh. Allah SWT menciptakan makhluk tangguh bernama perempuan yang mana sangat vital bagi kehidupan,” terang dia.

Ketua Forum Human Capital Indonesia (FHCI), Herdy Rosadi Harman, mengatakan pihaknya menampung aspirasi dari para ibu di BUMN dengan membentuk Srikandi BUMN.

“Kami berharap komunitas ini dapat menjadi komunitas yang mandiri, berdiri sendiri dan sebelum berjalan perlu dideklarasikan terlebih dahulu,” kata Herdy saat peluncurkan Srikandi BUMN.

Melalui wadah komunitas itu, Herdy berharap peran perempuan di BUMN semakin meningkat terutama yang mengemban jabatan strategis di perusahaan BUMN. Pihaknya menargetkan setidaknya 15 persen pucuk pimpinan perusahaan BUMN diemban oleh perempuan pada 2021.

Baca Juga: Soal Benur, Rahayu Saraswati: Donal Fariz Sudah Tidak di ICW dan Merasa Tidak Pernah Diwawancarai

Baca Juga: Jawaban Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Saat Ditanya Deddy Corbuzier soal Nepotisme

Baca Juga: Rahayu Saraswati Bantah Terlibat Korupsi Benur, Gue Sudah Enggak Menjabat di PT Bima Sakti Mutiara

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan meski Menteri BUMN menargetkan pemimpin perempuan sebanyak 15 persen, bukan berarti ada karpet merah bagi perempuan.

“15 persen itu harus dicapai dengan kompetensi dan pengetahuan yang terus ditingkatkan,” jelas Nicke.

Nicke menjelaskan sebagai para ahli neurosains menyebutkan otak perempuan dilengkapi dengan visi strategi dan juga pembangunan komunitas.

“Kita dilahirkan menjadi makhluk yang melindungi, melahirkan dan membesarkan. Dimana pun berperan, sifat itu ditunjukkan. Ini yang membedakan. secara fisik kita mempunyai daya juang, empati dan bertanggung jawab. Sesuatu yang dimulai seorang ibu pasti dituntaskan,” terang Nicke.

Baca Juga: Viral Perankan Bu Tejo, Siti Fauziah Akhirnya Dilirik Main Film Joko Anwar

Meskipun demikian, perempuan pekerja juga tak luput dari tantangan yakni peran ganda seorang ibu yang tak hanya sebagai pekerja tetapi juga ibu rumah tangga.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, mengatakan perempuan memiliki peran ganda yang terkadang menyebabkan dilema yakni sebagai pekerja dan juga ibu.

“Tetapi disamping itu juga terdapat tantangan yang dapat menghambat karir yakni bias yang tidak disadari yang mana ada perlakukan berbeda antara perempuan dan laki-laki, persepsi yang terbentuk, kekerasan di tempat kerja dan lainnya,” terang Alexandra.

Oleh karena itu, dia menyarankan para perempuan untuk menyadari posisinya. Jika perempuan menyadari posisinya maka secara mental lebih siap dan belajar menerapkan peran ganda.

“Dukungan dari keluarga juga sangat dibutuhkan. Selain itu, perusahaan saat ini juga banyak memberikan kemudahan bagi perempuan untuk bekerja dengan memberikan waktu yang fleksibel, tempat pengasuhan anak, hingga ruang menyusui,” terang Alexandra.***

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler