"Karena kalau disebut riba Anda mengeksploitasi dari asymmetric information. Sisi yang lain informasinya lebih tidak lengkap di banding sisi satunya yang memiliki informasi lengkap bisa eksploitasi. Islam selalu mengatakan keadilan nomor satu," papar Sri.
Baca Juga: MENGEJUTKAN! Begini Reaksi Sri Mulyani Dengar Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Diduga Terlibat Suap
Berbeda dengan pinjaman, Sri menekankan, Al-Quran sendiri telah membolehkan tindakan pinjaman meminjam atau utang piutang.
Tetapi, sekarang kondisi utang tersebut harus dicatat dengan baik dan digunakan secara hati-hati.
"Dan yang disebut praktisi pinjaman tapi yang masih prudent karena dalam Al-Quran pinjam meminjam itu boleh, tapi harus diadministrasi, di catat dengan baik, digunakan secara hati-hati," tegas mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.
Sri menekankan, pembahasan menyeluruh mengenai ekonomi dan ajaran Islam tersendiri harus bisa disatukan karena nilai-nilai Islam pada dasarnya sangat sesuai dan bisa diterapkan dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
"Mari kita buat kajian yang sifatnya besar. Ini supaya releveansi ekonomi Islam yang sifatnya inklusif memberi solusi dan relevan dirasakan dan dilihat betul dibuktikan evidance. Saya harap ikhtiar semacam ini menjadi suatu menu pembahasan diantara kita," ungkap Sri.***