Hasil Studi: Merasa Kesepian Bisa Tingkatkan Resiko Penyakit Parkinson

27 Oktober 2023, 16:00 WIB
Merasa Kesepian Bisa Tingkatkan Resiko Penyakit Parkinson /Pixabay/

CERDIK INDONESIA - Merasa sendirian ternyata dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Menurut sebuah penelitian terbaru, individu yang mengalami kesepian memiliki kemungkinan 37 persen lebih tinggi untuk didiagnosis menderita penyakit Parkinson.

Penemuan ini diungkap dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di JAMA Neurology. Meskipun kesepian umumnya dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena demensia dan Alzheimer, para peneliti ingin menyelidiki dampaknya terhadap penyakit Parkinson.

"Studi ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah kita dapat melihat pola serupa pada penyakit Parkinson," ungkap profesor neurologi dan kepala divisi gangguan pergerakan di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina, Nina Browner, sebagaimana dikutip dari laman Health pada 27 Oktober 2023.

Baca Juga: Inilah 5 Manfaat Jengkol bagi Tubuh, Salah Satunya Bisa Perkuat Tulang dan Gigi

Parkinson merupakan sebuah penyakit neurodegeneratif yang terjadi akibat proses penuaan pada sistem saraf. Penderitanya mungkin mengalami gangguan motorik dan keseimbangan tubuh, yang ditandai dengan tremor, gangguan koordinasi tubuh, dan kekakuan otot.

Penelitian ini tidak secara langsung menyatakan bahwa kesepian secara langsung menyebabkan Parkinson, namun bisa menjadi konsekuensi negatif yang timbul akibat kesepian. Menurut para peneliti, temuan ini penting karena saat ini banyak orang yang mengalami epidemi kesepian.

Studi ini melibatkan data dari 491.603 peserta dalam kelompok Biobank di Inggris, yang mengisi kuesioner antara tahun 2006 dan 2010. Para peserta diminta untuk menjawab apakah mereka merasa kesepian atau tidak.

Selama periode 15 tahun, para peneliti mengamati berapa banyak peserta yang didiagnosis menderita Parkinson. Dari sana, tim peneliti meneliti apakah ada perbedaan risiko terkena Parkinson berdasarkan tingkat kesepian.

Baca Juga: 7 Tanda Gejala Diabetes Kambuh yang Banyak Tidak Disadari, Harap Waspada dan Selalu Cek Kesehatan

Penulis studi, Antonio Terracciano, menyebutkan bahwa peserta studi berusia antara 38 hingga 73 tahun, dengan 54 persen di antaranya adalah perempuan. Kesepian lebih umum terjadi pada perempuan, individu yang lebih muda, individu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan orang yang memiliki kondisi kesehatan mental dan fisik tertentu.

Seperti yang telah disebutkan, individu yang merasa kesepian memiliki risiko 37 persen lebih tinggi untuk terkena Parkinson. Setelah mempertimbangkan faktor risiko lainnya seperti genetika dan kondisi kesehatan lainnya, individu yang merasa kesepian tetap mengalami peningkatan risiko sebesar 25 persen.

Terracciano, yang merupakan seorang profesor di departemen geriatri di Florida State University College of Medicine, menyatakan bahwa hubungan antara kesepian dan Parkinson tetap konsisten pada berbagai jenis kelamin dan usia. Namun, para ahli mencatat beberapa kemungkinan keterbatasan penelitian terkait kualitas data.

Data yang ada mungkin tidak akurat karena kesalahan dalam diagnosis. Selain itu, diagnosis mungkin terlewat jika seseorang tidak berkonsultasi dengan dokter dan tidak menunjukkan gejala. Selain itu, mungkin ada perbedaan definisi kesepian.

Secara umum, penelitian ini hanya merupakan sebuah eksplorasi atau awal yang menunjukkan adanya hubungan antara kesepian dan kesehatan otak. Salah satu hipotesis yang mungkin adalah bahwa kesepian dapat menjadi gejala awal penyakit Parkinson.

Para peneliti menduga bahwa kesepian mungkin berhubungan dengan Parkinson dengan tingkat yang sama seperti kecemasan, apati, kelelahan, dan depresi. Namun, setelah mempertimbangkan depresi dalam analisis, kesepian masih terkait dengan peningkatan risiko penyakit.

"Kami percaya bahwa tekanan emosional yang terkait dengan kesepian ini menjadi faktor utamanya. Perasaan tertekan ini dapat mengurangi kemampuan otak untuk melawan faktor genetik atau hal lain yang dapat menyebabkan Parkinson," jelas Terracciano.

Editor: Raqsan Jani

Tags

Terkini

Terpopuler